Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 100 keris pusaka dari berbagai daerah di Indonesia, sejak Sabtu malam dipamerkan di Jogja Gallery, Yogyakarta. Menurut kurator Jogja Gallery, Mikke Susanto, pameran ini akan berlangsung hingga 10 Agustus. Keris pusaka yang dipamerkan antara lain dari Palembang, Sulawesi, Madura, Surakarta, dan dari Yogyakarta sendiri. Selain keris pusaka, kata dia juga dipamerkan sejumlah karya seni rupa dan seni lukis tentang keris. "Karya seni ini dibuat oleh 25 seniman dari Yogyakarta," katanya. Ia mengatakan tujuan pameran disamping untuk menunjukkan hal-hal yang berhubungan dengan `dunia keris` baik secara fisik, wacana hingga dimensi sosial, politik dan ekonomi, juga sebagai salah satu upaya melestarikan keris pusaka yang merupakan peninggalan budaya bangsa. "Keris yang selama ini hanya dianggap sebagai senjata, ternyata bisa bermakna dan berfungsi lain seperti sebagai hiasan maupun fungsi lainnya," katanya. Kata dia, apalagi Unesco pada 25 November 2005 mensahkan keris sebagai heritage (warisan) dunia, sehingga tema tentang keris diangkat dalam pameran ini. Sedangkan keikutsertaan sejumlah seniman perupa dan seniman lukis dari Yogyakarta dalam pameran itu, menurut Mikke, karena para seniman tersebut menganggap pameran ini sebagai bentuk mediasi pengalaman mereka terhadap keris. Sementara itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi yang hadir pada pembukaan pameran mengatakan dirinya merasa bangga, karena kalangan anak muda ikut terlibat dan berpartisipasi dalam pameran ini. Menurut dia, biasanya anak muda tidak peduli terhadap peninggalan budaya. Karena itu, ia berharap pameran ini menjadi salah satu cara untuk mengembalikan jati diri Bangsa Indonesia melalui kepedulian dan kecintaan terhadap peninggalan budaya. Pada pembukaan pameran tersebut juga hadir Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer, serta dari keluarga Keraton Yogyakarta.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008