Jombang (ANTARA News) - Polisi belum menetapkan tersangka baru dalam kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Verry Idham Henyansyah alias Ryan, warga Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. "Kami masih meminta keterangan pihak keluarga korban untuk dicocokkan dengan keterangan saksi-saksi lainnya," kata Kepala Polres Jombang, AKB M Khosim, Rabu. Menurut dia, dalam keterangannya di Mapolres Jombang, Sarto dan Budi, keduanya penggali lubang di belakang rumah Ryan, mengaku, penggalian itu atas perintah ibu Ryan, Siyatun. Namun kedua penggali lubang itu menyatakan tidak tahu kalau lubang tersebut untuk menguburkan jasad korban pembunuhan Ryan karena mereka tahunya lubang itu untuk pembuangan sampah. Sementara itu kedua orangtua Ryan, Ahmad dan Siyatun tetap membantah keterlibatannya dalam kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh anaknya itu. "Lubang-lubang yang ada di belakang rumah itu semula adalah kolam dan tempat pembuangan sampah. Saat lubang itu ditutup, saya sempat marah. Tapi Ryan balik memarahi saya karena ikan yang ada di dalam kolam itu saya ambil tanpa sepengetahuannya," kata Ahmad. Saat lubang itu ditutup, dia sama sekali tidak menyangka, jika di dalamnya ada beberapa mayat korban pembunuhan Ryan. Atas peristiwa pembunuhan yang melibatkan anaknya itu, Ahmad mengaku pasrah, termasuk jika kelak majelis hakim menjatuhi hukuman mati. Ryan adalah tersangka utama dalam kasus pembunuhan berantai yang mengakibatkan 11 orang tewas dengan 10 mayat diantaranya di temukan di belakang rumah orangtua Ryan di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang dan satu mayat lainnya ditemukan di kawasan Kebagusan, Jakarta. Sementara itu Mulyo Wasis, kakak tiri Ryan mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Menurut dia, sejak kecil Ryan sering mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh ibunya. "Pukulan yang diterimanya tidak hanya dari tangan ibunya, tapi juga dengan batang kayu. Sehingga pada usia sekitar 13 tahun, dia mengalami tekanan kejiwaan," katanya usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Jombang. Ia menduga, pemukulan yang dilakukan Siyatun itu menjadi titik balik kekerasan yang dilakukan oleh Ryan terhadap para korbannya. Bahkan Siyatun sendiri pernah menjadi sasaran, namun aksi brutal Ryan itu berhasil dicegah para kerabatnya. Namun demikian, Wasis menyatakan, tindakan yang dilakukan Siyatun terhadap Ryan tujuannya bersifat mendidik bukan untuk mencederainya. Sampai saat ini Wasis dan kedua orangtua Ryan menginap di Mapolres Jombang untuk menjalani pemeriksaan yang dilakukan secara maraton.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008