Beijing (ANTARA News) - Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia penyelenggara Olimpiade China (BOCOG) sepakat untuk membatalkan pembatasan internet, kata IOC kepada Reuters, Jumat. "Isu itu telah diselesaikan. Komisi Koordinasi IOC dan BOCOG bertemu semalam dan sepakat. Penggunaan internet akan sama dengan di Olimpiade lainnya," kata Wakil Presiden IOC, Gunilla Lindberg. Masalah itu telah mengakibatkan keresahan luar biasa menjelang Olimpiade yang berlangsung 8-24 Agustus, terutama setelah pejabat IOC menegaskan tidak akan ada sensor, sementara BOCOG mengatakan laman sensitif akan tetap diblok oleh pemerintah. Meski wartawan bebas mengakses internet selama Olimpiade, namun bagi warga umum akses ke dunia maya itu akan tetap dikontrol oleh pemerintah. Laman yang berkaitan dengan pergerakan spiritual Falun Gong, dan masalah lainnya, tetap diblok. "Pada beberapa hari terakhir jelas bahwa ada laman yang diblok di internet," kata ketua Komisi Pers IOC Kevan Gosper kepada Reuters. "Saya telah menerima jaminan yang belum resmi dari Presiden IOC Jacques Rogge dan ketua Komisi Koordinasi Hein Verbruggen bahwa kami tidak akan mengubah posisi kami," tegasnya. Tak ada sensor berita Ia menyatakan pemblokan laman tersebut telah terjadi dan itu termasuk laman Deutsche Welle, Amnesty International dan BBC China. "Kami telah membentuk tim di IOC untuk bekerja sama dengan BOCOG guna membuka kembali laman itu dan kami yakin sangat perlu untuk menegaskan tidak ada sensor dalam memberitakan Olimpiade," papar Gosper. "Kami masih dalam proses untuk membuka kembali laman yang sebelumnya diblok," katanya. Gosper mengatakan beberapa laman dianggap pemerintah sebagai subversif dan akan tetap diblok. "Akan ada pemblokan terhadap laman yang berbau pornografi atau yang dipandang pemerintah sebagai subversif atau bertentangan dengan kepentingan nasional, dan hal itu normal sebagaimana juga terjadi di negara lain di dunia," tuturnya. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kamis malam, IOC mengatakan berharap agar BOCOG menyelesaikan masalah itu dan telah menjelaskan bahwa perwakilan media seharusnya memiliki akses penuh kepada internet. BOCOG bertanggung jawab menyelenggarakan Olimpiade Beijing di bawah pengawasan IOC, yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan umum. Sementara itu Amnesty International telah mengutuk pembatasan akses internet selama Olimpiade dan menyebutnya sebagai "pengkhianatan terhadap nilai-nilai Olimpiade". (*)

Copyright © ANTARA 2008