Cirebon (ANTARA News) - Seorang kakek bernama Kampiun (60) warga Desa Ambit Kecamatan Waled, tewas mengenaskan diterjang KA Gajayana yang tengah melaju dari arah Timur menuju Jakarta di lintasan rel Desa Ciledug Kulon, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon, Jumat, sekitar pukul 06.00. Informasi yang dihimpun ANTARA, korban yang tengah membawa sebuah bungkusan saat itu sedang menyebrangi jalur rel di KM 251+19 M Desa Ciledug Kulon, untuk pulang ke rumahnya. Namun tanpa disadari dari arah timur datang kereta api Gajayana dengan kecepatan tinggi mengarah ke korban, karena usia yang sudah lanjut korban baru mengetahui ada kereta hanya dalam jarak puluhan meter sehingga tenaganya yang sudah renta tidak bisa secepatnya meninggalkan rel kereta. "Saya lihat dia melintas di jalur rel itu dengan jalan yang begitu lambat, padahal kereta sudah dekat, akhirnya terkena sambaran lokomotif," kata Asep (35), warga setempat. Ia menjelaskan, korban terpental belasan meter dan tewas dengan kondisi kepala yang pecah. Korban kemudian dievakuasi ke rumah sakit Gunungjati Cirebon oleh anggota Polisi yang datang ke lokasi kejadian setengah jam kemudian. Jumat siang, jenazah korban dibawa pulang keluarga untuk dimakamkan. Di tempat terpisah, beberapa jam setelah peristiwa itu, Mina (40) seorang pencari kayu bakar menemukan sesosok mayat perempuan dalam keadaan telanjang bulat di lereng Gunung Randu, Desa Kepuh, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon. Mayat yang telah membusuk itu kemudian baru dievakuasi sekitar pukul 10.00 oleh anggota SPK Polres Cirebon dengan disaksikan ratusan warga setempat. Korban mempunyai ciri-ciri rambut lurus, badan tinggi sekitar 150 cm dan warna kulit sawo matang. Menurut Mina, warga Desa Kepuh, dia curiga mencium bau busuk yang mengengat saat akan mencari kayu bakar dan setelah didekati ditemukanlah mayat perempuan dalam keadaan badan meringkuk seperti kedinginan. "Saat ditemukan mayat perempuan itu telanjang bulat," katanya. Dugaan sementara hasil indentifikasi korban tewas itu mempunyai gangguan jiwa dan meninggal karena kelaparan karena tidak ditemukan sedikitpun luka memar atau bekas penganiayaan. Kapolres AKBP Drs Edhy Moestofa MH melalui Kasat Reskrim AKP Ferri Irawan S.Ik ketika dikonfirmasi membenarkan adanya dua kejadian tersebut. "Kasus kakek yang tertabrak murni kecelakaan dan penemuan mayat di Gunung Randu Palimanan diduga korban merupakan gelandangan pengidap gangguan jiwa," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008