Mamuju (ANTARA News) - Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengingatkan warga muslim yang menjadi mayoritas untuk tetap melindungi kelompok minoritas agama lainnya guna menjaga kerukunan di berbagai daerah ini. Kelompok mayoritas harus melindungi minioritas, kata Maftuh di hadapan ribuan warga Sulbar di Mamuju, Minggu, saat peresmian kantor Kanwil Depag, pembukaan rapat kerja Forum Kerukunan Umat Beragama dan kemah karya Provinsi Sulbar. Mayoritas harus dapat memberi rasa aman kepada kelompok agama minoritas. Namun kelompok minioritas harus tahu posisi dan tahu diri sehingga dapat menciptakan harmonisasi dalam kehidupan di masyarakat, katannya. Kepada Gubernur Sulbar, Menteri mengingatkan agar tidak segan memberi teguran kepada semua kelompok jika dalam kehidupan sehari- hari dirasakan tak sejalan dengan norma hukum yang berlaku. Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh harus memberikan teguran bagi yang nyleneh, kata Maftuh. Ia menjelaskan bahwa agama mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Agama memberi landasan normatif dan kerangka nilai bagi kehidupan umat. Agama memberi arah dan orientasi duniwi dan ukhrowi. Agama antara lain berisi pesan moral universal. Agama menjadi pembimbing moral sekaligus pengantar manusia menuju pencapaian yang hakiki dalam kehidupan, ia menjelaskan. Jadi agama menginginkan agar manusia tertata dengan baik, berjalan teratur dan harmonis. Tak ada maksud dalam setiap agama untuk mengarahkan manusia mengisi hidupnya dengan konflik, bertaruh satu sama lain, kata Menteri Agama Maftuh. Seiring perkembangan kehidupan, pada abad informasi ini, persaingan kehidupan makin menyuguhkan perubahan dahsyat dan menyentuh hampir aspek kehidupan manusia, seperti ekonomi, politik dan agama. Krisis relevansi adalah gambaran tentang posisi agama dalam kehidupan sosial yang kurang memberi kontribusi dalam penyelesaian problem kemanusiaan. Agama, kata Maftuh, terpenjara dalam hati. Padahal agama punya potensi memberi kontribusi bagi pemecahan berbagai problem yang dihadapi manusia, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008