Jakarta (ANTARA news) - Pemerintah segera menyuntik PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) sekitar Rp300-350 miliar yang antara lain digunakan untuk restrukturisasi utang termasuk program pengurangan karyawan (lay-off). Menurut seorang sumber di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Senin, dari suntikan dana tersebut sebanyak Rp200 miliar akan digunakan untuk membayar pesangon karyawan. "Suntikan dana sekitar Rp300 miliar hingga Rp350 miliar telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan," katanya. Lebih lanjut dikatakan sumber tersebut, dana pesangon akan dikucurkan sebelum hari raya Lebaran 2008 atau sekitar September akhir. Sementara itu Staf Khusus Menneg BUMN Alexander Rusli menyebutkan, penyelamatan Merpati telah menjadi keputusan pemerintah seperti pernah diungkapkan Wapres Jusuf Kalla. Merpati harus tetap beroperasi dengan mengembangkan rute penerbangan ke wilayah Indonesia bagian timur. "Saat bertemu dengan Wapres sudah diputuskan, tinggal pelaksanaannya saja. Masalah karyawan harus ditemukan solusinya," kata Alex. Saat ini pemerintah sedang menyiapkan opsi menyeluruh terkait dengan kondisi keuangan Merpati yang kian kritis, termasuk dengan cara penjualan saham strategis. Menneg BUMN Sofyan Djalil menjelaskan, pemerintah ingin opsi yang menyeluruh, tidak sepotong-potong. "Intinya, ingin Merpati segera selesai. Segera sehat. Opsinya bermuara pada kondisi misalnya, arus kas menjadi positif, tidak seperti sekarang yang negatif," kata Sofyan tanpa merinci opsi yang dimaksud. Menurut Alex, salah satu fokus menyelesaikan krisis di Merpati adalah dengan mengurangi jumlah karyawan. "Merpati itu terlalu banyak orang (karyawan), jadi perlu ada pengurangan," ujarnya. Selain mengurangi karyawan, pemerintah juga menyiapkan opsi pelepasan saham melalui pasar sekunder atau mencari mitra strategis. "Bisa (pelepasan saham--red), tetapi tidak untuk di saat ini, karena kondisi perusahaan benar-benar dalam darurat," katanya. Hingga pertengahan 2007, Merpati dilaporkan memiliki utang Rp1,8 triliun yang sedang dalam proses negosiasi dengan para kreditornya, sementara total aset BUMN penerbangan itu tidak sampai Rp1 triliun. Merpati sendiri pada tahun 2007 telah mendapat dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp450 miliar yang digunakan untuk revitalisasi armada Rp150 miliar, restrukturisasi utang Rp180 miliar dan biaya SDM Rp120 miliar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008