New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah jatuh pada Senin waktu setempat, atau Selasa pagi WIB, karena kekhawatiran terhadap permintaan meningkat dan badai tropis tampaknya tak mengenai instalasi minyak di Teluk Meksiko. Sebagaimana dilaporkan AFP, harga minyak merosot di bawah 120 dolar AS per barrel di New York dan London untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir. Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, turun 3,69 dolar AS menjadi ditutup pada 121,41 dolar AS per barrel. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September jatuh 3,50 dolar AS menjadi mantap pada 120,68 dolar AS. Harga minyak mentah turun meski ketegangan geopolitik memperdebatkan program nuklir Iran meningkat dan badai Tropis Edouard, yang diperkirakan pada Selasa mendarat meniupkan angin topan yang kuat. Pemerintah AS melaporkan belanja kosumen AS, yang merupakan motor penggerak dua pertiga dari produksi, telah "mendingin" pada Juni dan tekanan inflasi menguat. Masalah-masalah di ekonomi terbesar dunia -- dan juga konsumen energi terbesar -- menekan pertumbuhan global, sehingga mengurangi proyeksi permintaan. "Melambatnya permintaan dan harapan pasokan lebih banyak sedang membebani pasar sekalipun ketegangan geopolitik meningkat," kata Phil Flynn, analis dari Alaron Trading. Mike Fitzpatrick, analis MF Global, setuju pendapat itu. "Meskipun secara keseluruhan disimpulkan `bullish`, melemahnya pasar harus diartikan bahwa para pelaku pasar lebih memiliki perhatian besar terhadap kekhawatiran tentang memburuknya ekonomi global," kata Fitzpatrick. Ketegangan atas program nuklir Iran yang meningkat setelah Iran gagal memenuhi tenggat akhir pekan untuk merespon paket insentif internasional yang bertujuan membujuk Teheran membekukan pengayaan uraniumnya. Departemen luar negeri AS mengatakan enam kekuatan menyelenggarakan pembicaraan tentang nuklir dengan Teheranpada Senin dan mengancam akan memberikan sanksi baru lagi terhadap Iran. Teheran telah menolak untuk menghentikan pengayaan uraniumnya yang dikatakannya bertujuan untuk memproduksi bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Amerika Serikat dan sekutunya mengkhawatirkan program tersebut mencakup untuk pengembangan senjata nuklir. PBB telah menjatuhkan tiga sanksi terhadap Iran dan sedang mempertimbangkan tindakan keempatnya. Iran adalah negara produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia, sehingga para pedagang mencemaskan gangguan pasokan dari Republik Islam itu jika ketegangan dengan Barat meningkat atas program nuklir Iran yang kontroversial tersebut. Harga minyak di New York telah turun lebih dari 25 dolar AS per barrel sejak kontrak berjangka mencapai rekor tertinggi 147,27 dolar AS per barrel pada Juli, sebagian akibat ketegangan politik Barat terhadap Iran. Sementara para pedagang terus memantau Badai Tropis Edouard, yang diperkirakan membuat pendaratan pada siang hari Selasa di sekitar perbatasan Texas dan Louisiana, menurut Pusat Informasi Topan Nasional AS. Badai taak terlihat mengancam instalasi minyak namun para operator industri minyak di daerah krusial mengatakan mereka telah mengambil tindakan pencegahan karena badai kian mendekat. Grup perusahaan energi Inggris-Belanda Royal Dutch Shell, Senin, mengatakan "pihaknya akan mulai mengevakuasi sekitar 40 personilnya dari beberapa area operasinya di Teluk Meksiko hari ini. "Proyeksi Badai Tropis Edouard, membuat Shell akan mulai evakuasi terbatas sekitar 40 personil dari beberapa ladang minyak di Teluk Meksiko pada hari ini," kata perusahaan. "Tidak ada rencana evakuasi lebih lanjut dalam waktu ini dan berdasarkan informasi dan perkiraan sekarang, kami tidak memperkirakan pengaruhnya pada kegiatan produksi Shell di Teluk Meksiko." ExxonMobil mengatakan pihaknya terus memantau badai tersebut untuk mempertimbangkan langkah evakuasi jika diperlukan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008