Bangkok (ANTARA News) - Helikopter angkatan udara Thai jatuh pada Rabu di daerah bergolak bagian selatan negara itu, menewaskan ke-10 penumpangnya, kata juru bicara tentara, helikopter kedua tentara jatuh di wilayah tersebut kurang dari dua bulan. Bell UH-1H itu menghantam bukit berhutan di propinsi Yala, Thailand selatan, kata Kolonel Acra Tiproch. Empat perwira angkatan darat dan udara termasuk di antara yang tewas. "Kami belum mengetahui penyebab pesawat itu jatuh, tapi saya pikir, itu bukan kerjaan pejuang, karena Betong pada umumnya bebas dari serangan," kata Acra kepada kantor berita Inggris Reuters lewat telepon. Betong adalah kota berbukit, yang terkenal dengan wisatawan Malaysia, yang terletak tepat di seberang perbatasannya. Pada Juni, helikopter jenis sama dari masa Perang Vietnam mengalami kerusakan mesin dan jatuh di Yala, menewaskan ke-10 penumpangnya. Pesawat itu mengangkut regu forensik ke tempat pertempuran antara pejuang Melayu dengan pasukan keamanan sebelumnya pada hari itu di Yala, satu dari empat propinsi paling selatan, tempat 3.000 orang tewas sejak 2004. Tujuh bom kecil diletakkan di toko dan rumahmakan di kota wisata Hat Yai dan Songkhla, Thailand selatan, meledak serta mencederai dua orang, kata kementerian kesehatan pada Minggu. Dua bom meledak di Hat Yai dan lima lagi di kota Songkhla, masing-masing dalam waktu beberapa jam pada Sabtu malam. Kedua kota itu terletak di propinsi Songkhla, yang berbatasan dengan dua propinsi selatan dilanda perlawanan berdarah. Bom itu menghantam toko, satu rumahmakan, satu kedai kopi dan satu pos pemeriksaan polisi, dengan ledakan pertama terdengar pukul 21.00 waktu setempat (21.00 WIB). "Tidak ada yang tewas. Dua orang dibawa ke rumah sakit Songkhla," kata pernyataan kementerian kesehatan. Prat Boonyavongvirot, sekretaris tetap kementerian kesehatan, menyatakan dua wanita berusia 16 dan 18 tahun kena pecahan bom itu, tapi diperkirakan sembuh. Perbatasan propinsi Songkhla, yaitu Pattani dan Yala, dua dari tiga propinsi selatan berpenduduk sebagian besar suku Melayu, dilanda kekerasan, yang menewaskan lebih dari 3.300 orang sejak Januari 2004. Pertumpahan darah itu pada umumnya terbatas di propinsi Yala, Pattani dan Narathiwat, tempat warga Melayu dan Siam tewas dalam serangan hampir tiap hari, tapi belakangan meluas ke Songkhla. Hat Yai adalah kota utama wisata di wilayah selatan dan pada umumnya digemari wisatawan Singapura serta Malaysia. Kota itu berusaha pulih setelah ledakan bom dalam dua tahun terahir. Wilayah selatan itu adalah kesultanan mandiri Melayu sampai Thailand mencaploknya pada 1902, yang memicu berdasawarsa ketegangan. Tiga orang, termasuk seorang gerilyawan, ditembak mati dalam serangan terpisah di seluruh Thailand selatan, kata polisi pada ahir pekan lalu. Tersangka pejuang Melayu menembak tewas seorang guru Budha dan meledakkan bom kecil di pasar ramai di Thailand selatan pada ahir Juli, kata polisi dikutip drai Reuters dan DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008