Canberra (ANTARA News) - Polisi Australia akan memeriksa kembali 7.000 kejahatan yang telah dipecahkan melalui bukti DNA, setelah satu kesalahan memaksa detektif untuk membebaskan seorang tersangka yang keliru dituduh melakukan pembunuhan. Polisi di kota Melbourne di Australia selatan telah menarik tuduhan terhadap Russel John Gesah, yang dituduh Juli atas pembunuhan seorang ibu berusia 35 tahun dan anak perempuannya yang berusia sembilan tahun pada 1984. "Hal itu jelas memalukan dan kami akan lebih baik tidak berada pada posisi tersebut," kata Wakil Komisasris Polisi Victoria Simon Overland sebagaimana dikutip media Australia Kamis. DNA telah dianggap merupakan metode paling akurat untuk membuktikan kesalahan melalui contoh bukti yang diambil di tempat kejahatan, dengan kemungkinan pertanda genetik yang cocok di antara orang dikatakan akan sekitar satu di antara 7 miliar atau lebih besar. Polisi bulan lalu mengatakan conntoh DNA yang diambil dari tempat kajadian, tempat Margaret Tapp dicekik dan anak perempuannya Seana diperkosa dan kemudian dibunuh, cocok dengan Gesah setelah dibandingkan dengan 400.000 profil DNA lainnya di database nasional. Gesah ditangkap dan menghadapi pengadilan, tapi pemeriksaan kemudian menemukan bukti DNA yang digunakan melawannya diambil dari tempat lain dan keliru diuji dengan contoh dari tempat pembunuhan Tapp. Overland mengatakan setiap kejahatan yang telah dipecahkan dengan DNA di negara bagian itu sejak teknologi pemeriksaan tersebut diperkenalkan 20 tahun lalu sekarang akan ditinjau kembali untuk memeriksa tidak ada kecerobohan lain yang terjadi. "Kami perlu menyaring proses kami dan praktek kami, dan bahwa yang terjadi sekarang sebagai akibat dari kasus itu," katanya. Jurubicara Institut Hukum Victoria Michael Brett Young mengatakan Gesah telah keliru dilukiskan sebagai penjahat karena kesalahan polisi, yang mungkin telah merusak kepercayaan masyarakat pada sistim hukum pada waktu ketika skandal korupsi telah merusak pemerintah. "Benar-benar ia telah dihukum di pengadilan pendapat umum karena tindakan polisi dan pers," kata Young Kamis. Beberapa pengacara pidana mengatakan kesalahan itu hampir menjamin tantangan pada masa depan pada keakuratan bukti DNA polisi, demikian Reuters. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008