Banda Aceh (ANTARA News) - Juru bicara Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), HA Hamid Zein menyatakan tidak benar isu gubernur Irwandi Yusuf dilarikan ke Singapura karena mengalami stroke. "Berita itu tidak benar. Gubernur Irwandi Yusuf dalam keadaan sehat walafiat. Tujuan ke Singapura pada hari ini (Kamis,7/8) itu hanya chek up rutin," katanya kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis, menanggapi isu Gubernur Irwandi Yusuf stroke. Pernyataan juru bicara Pemerintah Provinsi NAD itu sekaligus membantah isu berkembangnya yang menyebutkan bahwa gubernur Irwandi Yusuf terkena serangan stroke. "Sebelum bertolak ke Singapura, gubernur sempat memimpin rapat di Banda Aceh. Kemudian, pimpinan rapat diserahkan kepada Wakil Gubernur Muhammad Nazar, karena Irwandi hendak ke Singapura untuk check up rutin," tambahnya. Hamid menjelaskan, gubernur Irwandi Yusuf masih segar bugar dan tidak ada masalah dengan kesehatannya. "Bahkan, Irwandi Yusuf seperti biasanya menyetir sendiri mobilnya ketika dalam perjalanan dari Banda Aceh ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang," ujar Hamid dan menambahkan jarak tempuh Banda Aceh-Bandara SIM sekitar 16 kilometer. Irwandi memang ditemani keluarganya ke Singapura. Penerbangan Banda Aceh-Singapura dengan menggunakan pesawat kecil milik salah seorang pengusaha Malaysia, kata dia. Dipihak lain, Hamid Zein mengharapkan media agar tidak menyajikan berita yang bukan dari sumbernya, sehingga tidak menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat khususnya di provinsi ujung paling barat Indonesia ini. "Terimalah informasi dari sumber yang berkompenten. Jangan sampai masyarakat justru bingung karena informasi yang tidak jelas asalnya," kata dia. Sementara sejumlah wartawan media cetak langsung menuju ke Bandara SIM untuk mengetahui kebenaran informasi terkait dengan gubernur Irwandi Yusuf. Beberapa petugas bandara SIM menyebutkan Irwandi Yusuf menyetir sendiri mobilnya sampai ke bandara sebelum terbang dengan pesawat kecil menuju Singapura.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008