Bandarlampung (ANTARA News) - Pelaksanaan Ujian Masuk (UM) Universitas Lampung (Unila) secara mandiri untuk merekrut mahasiswa mandiri dan ekstensi di luar pelaksanaan Seleksi Nasional Mahasiswa PTN (SNMPTN), memicu aksi protes dan demo mahasiswanya yang menyoal sistem seleksi dituding mengkomersialkan kursi mahasiswa baru Unila itu. Protes dengan aksi demo keliling kampus digelar mahasiswa Unila tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) setempat, di Kampus Gedongmeneng, Bandarlampung, Kamis. Mahasiswa menolak pelaksanaan UM Unila itu dan mendesak pihak rektorat PTN umum dan terbesar di Lampung itu untuk membatalkannya. Sejumlah aktivis BEM Unila menuding UM Unila sarat dengan kepentingan untuk "menjual" kursi mahasiswa baru dengan mahal, sehingga identik dengan komersialisasi kampus. Para mahasiswa itu mencemaskan, komersialisasi kampus pada akhirnya akan membuat perguruan tinggi menjadi tempat yang eksklusif dan tidak mungkin dimasuki calon mahasiswa dari kalangan tidak mampu, kendati yang bersangkutan berotak cemerlang maupun memiliki motivasi tinggi untuk mengikuti pendidikan tinggi itu. Aksi demo menolak UM Unila--bersamaan dengan berakhirnya jadwal pendaftaran UM Unila--dilakukan para aktivis BEM Unila dengan berkeliling kampusnya ke fakultas-fakultas di lingkungan Unila serta bermuara di bunderan air mancur di depan kampus hijau itu. Pembantu Rektor III Unila, Drs M Thoha BS Jaya MS, menanggapi aksi protes para mahasiswanya yang menyoal komersialisasi kampus, menegaskan, Unila justru tetap memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa dari keluarga miskin untuk tetap dapat kuliah di perguruan tinggi itu. Tahun akademik 2008/2009 ini, terdapat ratusan mahasiswa baru yang dapat direkrut dari keluarga tidak mampu dengan mendapatkan beasiswa penuh sampai bisa menyelesaikan pendidikannya. Khusus kuliah di program Pendidikan Kedokteran di Unila, menurut Thoha, lebih mahal dari fakultas lain di Unila, antara lain karena masih memerlukan pembinaan dari Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung serta memerlukan dukungan berbagai fasilitas pendidikan dan praktik yang diperlukan. Karena itu, mahasiswa baru Kedokteran Unila diharuskan membayar biaya kuliah mencapai sekitar Rp52 juta hingga Rp53 juta, dibandingkan mahasiswa baru umumnya di fakultas lain yang berkisar biayanya hanya Rp1 juta per mahasiswa. Selain SPP, mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Unila harus juga membayar Sumbangan Pembinaan Institusi (SPI) dan biaya lain-lain yang ditentukan oleh Unila. Namun menurut Thoha, biaya masuk Kedokteran di Unila itu terbilang masih lebih murah dibandingkan dengan kuliah kedokteran di PTN maupun swasta lain di seluruh Indonesia. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008