Jakarta (ANTARA News) - Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diwarnai berbagai bencana gempa bumi, seperti yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias pada 2004, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bengkulu. Dalam pidatonya pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-13 di Istana Negara, Jakarta, Jumat, Presiden Yudhoyono menyebutkan satu anekdot yang sampai ke telinganya. "Ada anekdot, SBY datang, gempa bumi muncul," ujarnya tersenyum. Ia lalu bertanya kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro, soal seringnya gempa bumi melanda Indonesia. Indonesia, kata Presiden, berdasarkan penjelasan Purnomo, berada di pertemuan lempeng tektonik. Lempeng Indo Australia dan Eurasia, lanjut Presiden, sudah bertemu di wilayah Indonesia serta menimbulkan gempa bumi sejak 200 juta tahun silam. "Sedangkan SBY belum ada 200 juta tahun lalu," ujarnya, diikuti derai tawa hadirin. Pada peringatan Harteknas ke-13 itu, Presiden Yudhoyono mengajak masyarakat Indonesia untuk berpikir rasional dan meninggalkan cara pandang takhayul yang mudah menjurus fitnah. Ciri bangsa yang maju dalam bidang teknologi, kata Presiden, adalah bernalar sehat dengan meninggalkan segala fitnah dan takhayul. "Syarat bangsa maju bukan negara yang subur akan takhayul dan fitnah," demikian Yudhoyono. (*)

Copyright © ANTARA 2008