Jambi (ANTARA News) - Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) berhadapan dengan "hantu korupsi gentayangan" yang bisa saja menggiring aparat penegak hukum yang kini ditakuti itu ke "gua hantu" bila mereka tidak tegas dan waspada. Pakar hukum, juga staf ahli Rektor Universitas Jambi, Winarno SH MH di Jambi, Sabtu, mengatakan, pujian Pesiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada KPK saat penyampaian pidato kenegaraan menyambut HUT ke-63 RI Jumat, 15 Agustus 2008 itu wajar, karena keberhasilan lembaga tersebut mengungkap sejumlah kasus korupsi dan menahan para koruptor. "Namun perlu diwaspadai, karena KPK berhadapan dengan hantu korupsi gentayangan yang menghalalkan segala cara untuk menjebak dan menggiring anggotanya ke gua hantu, yang sendirinya dapat merusak citra lembaga penegak hukum yang kini amat ditakuti oleh pelaku korupsi," katanya. Winarno menilai, keberhasilan KPK tersebut perlu didukung semua pihak dan diperluas hingga ke daerah, karena simpul korupsi lebih banyak di daerah, apalagi sejak otonomi daerah diberlakukan. Kasus korupsi sejak otonomi daerah menjadi-jadi dilakukan pejabat daerah, baik legislatif, eksekutif, bahkan yudikatif seperti kejaksaan dan Polri yang belum banyak tesentuh oleh KPK, tambahnya. Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang juga harus ditangani oleh orang luar biasa pula, karena perlu ketegasan dan kecepatan, untuk menyelamatkan uang negara dan mencegah penghilangan barang bukti dan kaburnya para pelaku. Untuk itu keberadaan KPK harus ditambah, baik secara regional maupun personal hingga ke daerah, supaya kasus korupsi yang terjadi dapat terungkap, dan bagi belum melakukan berpikir dua kali untuk berbuat kejahatan yang merugikan keuangan negara .(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008