Beijing (ANTARA News) - Hubungan bilateral Indonesia dengan China harus terus ditingkatkan mengingat posisi geografis dan politik negara dengan penduduk terbesar itu yang sangat strategis dan penting. Menurut Dubes RI untuk China, Sudrajat, sejak hubungan dirintis 1990 lalu, kedua negara memiliki hubungan emosional yang tinggi sehingga peningkatan kerjasama di berbagai bidang tidak bisa dihindari. Bahkan sejak Presiden Yudhoyono dan Presiden China Hu Jintao menandatangani kerjasama strategis hubungan kedua negara semakin erat, kata Sudrajat di Beijing, Selasa. Bukan saja bidang ekonomi, kedua negara juga terus meningkatkan kerjasama di bidang politik, pertahanan keamanan, hukum, hingga pariwisata serta sosial budaya. Untuk bidang pertahanan keamanan, kedua negara pada November 2007 telah menandatangani suatu nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh masing-masing Menhan. "Dalam kerjasama itu antara lain dilakukan pertukaran personil serta kemungkinan pembelian perlengkapan militer," katanya. Demikian juga untuk pertukaran sosial budaya, kata Dubes, Indonesia dan China telah beberapa kali melakukan kunjungan misi budaya ke masing-masing negara, yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan budaya dan wisata. Khusus untuk bidang hukuam, rencananya kedua negara akan menandatangani naskah ekstradisi RI-China yang akan dilakukan oleh masing-masing Menlu tahun 2008. "Naskah kerjasama ekstradisi antara kedua negara sudah selesai dan tinggal ditandatangani oleh masing-masing Menlu yang diharapkan bisa dilakukan tahun ini juga," kata Sudrajat. Khusus untuk bidang pariwisata, saat ini juga sudah cukup banyak warga China yang melakukan kunjungan pariwisata ke Indonesia yang tahun ini diharapkan bisa mencapai 500 ribu orang. Untuk itu, katanya, KBRI Beijing bekerjaama dengan Garuda Indonesia telah melakukan berbagai upaya promosi pariwisata, tidak saja di Beijing tapi juga di kota-kota lain di China, untuk mencapai target sebesar itu. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008