Makassar (ANTARA News) - Mantan narapidana bom Makassar, Muchtar Daeng Lau meluncurkan buku berjudul "Sekelumit hikmah bom Makassar, sebuah kisah nyata dari balik sel," Selasa. Peluncuran buku di Aula Masjid Almarkaz Al-Islami di Makassar, Selasa, menghadirkan Abraham Samad SH, MH selaku penasihat hukum mantan terpidana dan Drs Azwar Hasan MSi aktifis Islam Makassar, keduanya membedah buku tersebut Dalam buku tersebut, Muchtar mengurai kesaksian saat menjalani hari-harinya setelah divonis 4,7 tahun di rumah tahanan kelas I Makassar, Sulsel. "Hidup dalam penjara hampir tiap hari dilalui dengan siksaan, bahkan sebelum divonis, aparat kepolisian sering menyiksa secara fisik," kata Muchtar. Tidak hanya itu, Muchtar menampik tudingan dirinya sebagai aktor intelektual dan pelaku utama peledakan pusat waralaba Mc Donald Makassar, 5 Desember 2002. Dia mengatakan, dirinya dijadikan korban skenario oleh oknum tertentu yang ingin menjatuhkan gerakan perjuangan aktifis salah satu agama. "Saya menginginkan tim investigasi mengungkap dalang utama kasus ini dan secepatnya kebenarannya dapat diketahui," ujar Muchtar Keterangan serupa disampaikan Abraham Samad, menurutnya, melalui buku ini dapat memberikan gambaran tentang buruknya lembaga penegak hukum di Indonesia, skenario maupun konspirasi jahat terus dicitrakan pada aktifis pejuang agama. Abraham menambahkan, dugaan adanya konspirasi pemerintah dengan aparat terjadi saat selang satu menit bom meledak, saat itu juga Polisi daerah (Polda) Sulsel mengambil kesimpulan aktifis Islam Zundullah dan Komite persiapan penegakan syariat Islam (KPPSI) Sulsel berada di balik peristiwa Bom Makassar. "Baru satu menit Bom meledak tiba-tiba polisi telah menetapkan tersangka, ini tidak mungkin, kalau bukan ada skenario di dalamnya," kata Abraham. Pengacara terpidana ini menilai, bom Makassar 2002 merupakan kezaliman yang dilakukan oleh aparat kepolisian dan pemerintah yang sarat dengan intervensi kekuasaan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008