Tulungagung (ANTARA News) - Industri rokok di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terancam gulung tikar, terkait rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa larangan merokok. "Industri-industri kecil seperti kami ini yang paling terancam dengan fatwa MUI tersebut", kata Ketua Asosiasi Perusahaan Rokok (Aspero) Tulungagung, Muhammad Nur, Selasa. Menurut dia, upaya MUI itu semakin mempercepat industri kecil rokok itu menemui ajalnya, karena sejak awal 2008 ini mereka sangat terbebani dengan peraturan cukai rokok yang baru. "Sekarang ini kami sudah tersendat-sendat, masak mau diberi beban yang lebih berat lagi. Berapa banyak pengangguran yang akan timbul, kalau fatwa itu nanti benar-benar ada", katanya lirih. Nur menyebutkan, industri rokok berskala kecil di Kabupaten Tulungagung sampai saat ini mencapai 210 unit. Setiap unit rata-rata mempekerjakan 10 hingga 20 orang karyawan dengan kapasitas produksi 2.000 hingga 3.500 batang per hari. "Rokok yang kami produksi hanya beredar di daerah tertentu, tidak seperti rokok yang diproduksi oleh pabrik besar", katanya menambahkan. Oleh sebab itu, dia meminta MUI mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi sebelum mengeluarkan fatwa mengenai larangan merokok. Keresahan terhadap MUI juga disampaikan oleh Zulaikah, seorang buruh linting pada perusahaan rokok tak bermerek di Tulungagung. "Tentu saja saya takut tak mendapatkan pekerjaan. Padahal saya harus menghidupi anak-anak", kata janda dengan dua orang anak itu.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008