Beijing (ANTARA News) - Nasib pelatih tim Brasil Carlos Dunga belum dapat dipastikan setelah kekalahan 0-3 dari Argentina pada babak semifinal Olimpiade, Selasa (19/8). Mantan kapten Piala Dunia itu tiba di Beijing dengan serangkaian hasil buruk tim senior dan akan meninggalkan Beijing bahkan dengan hasil yang lebih buruk jika timnya tidak mampu mengatasi Belgia pada pertandingan memperebutkan perunggu di Shanghai, Jumat. Kemampuan Dunga sempat diragukan saat dia mengajukan diri untuk memimpin Brasil pada Olimpiade. Kompetisi ini diperuntukkan bagi pemain berusia di bawah 23 tahun dengan tiga pemain yang melewati batas tersebut diijinkan berada di dalam tim. Vanderlei Luxemburgo juga pernah melakukan hal serupa delapan tahun lalu dengan menangani tim senior dan Olimpiade kemudian dipecat setelah kekalahan dari Kamerun pada perempatfinal di Sydney. Rekan Dunga asal Argentina, Alfio Basile, memutuskan untuk tidak datang ke Beijing dan menyerahkan pekerjaan itu kepada Sergio Batista, seorang pemain tengah yang bergabung dalam tim juara Piala Dunia 1986. Dunga tampaknya akan dipertahankan saat ini karena Brasil akan menghadapi dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada September awal yaitu bertandang ke Cili dan menghadapi Bolivia di kandang. Apabila ada pelatih pengganti dikhawatirkan tidak akan ada cukup waktu untuk bekerja sama dengan tim. Namun jika Brasil kalah saat menghadapi Cili di Santiago bukan tidak mungkin pelatih yang tanpa pengalaman melatih tim senior saat ditunjuk menjelang Piala Dunia 2006 ini akan diganti. Brasil menikmati rangkaian kemenangan dalam pertandingan persahabatan saat Dunga baru melatih termasuk saat menghancurkan Argentina 3-0 di London. Prestasi tertinggi terjadi pada tahun lalu saat Brasil memenangi Piala Amerika di Venezuela dan kembali mengalahkan Argentina 3-0 pada babak final. Sejak saat itu prestasi mulai menurun. Pada pertandingan persahabatan kalah 0-2 dari Venezuela, tim yang selalu dikalahkan Brasil selama 17 kali pertemuan. Kemudian kalah pada partai kualifikasi menghadapi Paraguay dan seri 0-0 saat bertemu Argentina di kandang. Dunga dicerca karena menurunkan tim yang bermain terlalu berhati-hati saat melawan Paraguay dan kritikan yang sama juga ditujukan kepada dia setelah penampilan pada Selasa. Sang pelatih berkata malam itu bukan milik Brasil dan juga menambahkan bahwa pemain depan Argentina Lionel Messi tidak dapat dihentikan. "Anda tidak mungkin selalu mencetak gol," katanya. "Jika kami bisa melakukannya di setiap pertandingan, hal itu akan sangat hebat. Ada saatnya Anda bisa menghadang Messi dan ada saatnya juga tidak," katanya seperti dikutip dari Reuters. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008