Parepare (ANTARA News) - Tangis dan jerit histeris hingga pingsan keluarga korban KM Teratai Prima ramai terdengar di Pelabuhan Parepare, Sulawesi Selatan, setiap ada korban yang dievakuasi.

Hingga sekarang ini, masyarakat, termasuk ratusan keluarga korban kapal tenggelam memadati Pelabuhan Parepare, demikian laporan ANTARA News dari Pelabuhan Parepare, Senin.

Keluarga korban rata-rata ingin mengetahui nasib keluarganya yang menjadi penumpang musibah kapal tenggelam.

Empat kapal penumpang yang tiba pagi ini dari Samarinda dan Nunukan, tidak satupun membawa korban kapal tenggelam, walaupun kapal tersebut sudah diinformasikan tentang musibah kapal tenggelam agar dapat membantu pencarian korban.

Keempat kapal tersebut, semuanya menyatakan melakukan beberapa kali putaran di sekitar lokasi kejadian, namun tidak menemukan korban yang terapung di permukaan laut, sehingga melanjutkan perjalanan menuju Parepare.

Adpel Parepare menginformasikan bahwa manifes penumpang KM Teratai Prima yang berangkat dari Parepare tujuan Samarinda Sabtu (10/1) sebanyak 250 orang dengan 17 anak buah kapal (ABK) serta Nachoda, Djabir.

Kapal KM Teratai Prima tenggelam setelah dihantam gelombang di Perairan Baturoro, Selat Makassar, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Minggu dini hari

Sebanyak 20 penumpang berhasil diselamatkan oleh nelayan, penumpang ke 20 adalah Yusuf yang ditolong oleh nelayan Majene, kemudian dievakuasi ke Parepare pagi ini (12/1).

Di pelabuhan Parepare banyak masyarakat yang menyatakan keluarganya menjadi penumpang kapal nahas tersebut, namun tidak terdaftar dalam manifes penumpang, sehingga cukup merepotkan petugas dalam melakukan pendataan.


Pertamina Bantah

Humas PT Pertamina Region VII Sulawesi, Rosiana Nurdin membantah bahwa lambannya Tim SAR melakukan penyelamatan akibat penyaluran BBM dari Pertamina ke Tim SAR lambat.

"Saat Tim SAR di Parepare meminta BBM, kami langsung salurkan Minggu malam (11/1) dari Depo Pertamina Parepare," kata Rosiana yang berada di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) saat dikonfirmasi melalui telepon.

Pemantauan lapangan, hingga Senin Pagi, Tim SAR Gabungan belum melakukan pencarian korban kapal tenggelam KM Teratai Prima, dan pencarian serta penemuan korban, lalu dievakuasi hanya dilakukan oleh nelayan serta kapal penumpang yang melintas perairan tersebut.

Padahal, seluruh perlengkapan pencarian dan penyelamatan serta Tim SAR gabungan sudah siap dan kendalanya adalah lambatnya dropping BBM.

Tim Dirjen Perhubungan dilaporkan juga sudah tiba di Parepare untuk melakukan pemantauan langsung pencarian korban kapal tenggelam. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009