Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis pagi, kembali menguat, menyusul masih terjadinya aksi lepas dolar AS setelah beberapa hari lalu mengalami kenaikan yang cukup berarti. "Aksi lepas dolar AS masih berlanjut, sehingga mendorong rupiah menguat. Tidak ada faktor lain yang mendorong kenaikan mata uang lokal itu," kata Direktur Utama PT Finance Corpindo, Edwin Sinaga, di Jakarta, Kamis. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik mencapai Rp9.140/9.145 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165/9.177 atau menguat 25 poin. Dikatakannya, kenaikan rupiah hanya akibat faktor teknikal saja, belum ada isu baru yang terdapat di pasar. Jadi bisa saja rupiah kembali tertekan apabila isu negatif dari eksternal muncul, katanya. Sebelumnya pemerintah berencana melakukan penerbitan obligasi di luar negeri untuk mencari dana murah guna membantu RAPBN 2009, namun rencana itu belum dilakukan. Rencana pemerintah itu merupakan isu positif yang juga akan memberikan dukungan terhadap pergerakan pasar uang domesti lebih lanjut khususnya rupiah, katanya. Namun, lanjut dia, kenaikan rupiah sebenarnya bisa lebih tinggi tertahan oleh menguat dolar AS di pasar global, setelah Bank Sentral Jepang (BoJ) mempertahankan suku bunga yang mencapai 0,05 persen. Bertahannya suku bunga BoJ itu mengakibatkan pelaku asing cenderung melepas yen dan mendorong dolar AS menguat, ucapnya. Selain itu, juga harga minyak mentah dunia yang dalam beberapa hari ini turun kini kembali menguat hingga mencapai lebih dari 114 dolar AS, namun kenaikan yang relatif kecil tidak memberikan dampak negatif pasar lebih jauh. "Kami optimis rupiah masih akan dapat bergerak naik pada penutupan sore nanti, karena pasar masih positif terhadap mata uang Indonesia," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008