Banda Aceh (ANTARA News) - Nilai budaya Islami mendidik yang terkandung dalam adat tradisi masyarakat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) perlu dihidupkan kembali sebagai upaya memantapkan syariat Islam. "Untuk mendukung pelaksanaan syariat Islam dan mengembangkan pendidikan Islami di Aceh. Nilai budaya Islami dan adat Aceh edukatif dihidupkan kembali," kata Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) NAD, Prof Darwis A Soelaiman di Banda Aceh, Kamis. Islam mempengaruhi kebudayaan masyarakat Aceh sehingga sebagian besar karya budaya yang dihasilkan mengandung nilai-nilai Islami. Sejak dulu nilai-nilai tersebut diamalkan dan menjadi adat tradisi dalam masyarakat. Akibat pengaruh modernisasi, budaya Aceh saat ini mengalami pergeseran nilai. Nilai budaya Islami yang terkandung dalam berbagai adat tradisi yang bersifat edukatif itu sudah tidak hidup lagi dalam masyarakat. Nilai budaya Islami yang pernah hidup di Aceh contohnya sejak kecil anak diajarkan pelajaran agama khususnya mengenai membaca Alquran dan tata cara salat serta akhlak dan pantangan menurut adat. Namun saat ini, adat tersebut mulai luntur dan akibatnya banyak anak Aceh yang tidak bisa membaca Alquran dengan benar sesuai makhraj. Adat budaya yang mengandung ajaran mendidik anak seperti menghantar anak mengaji pada teungku (guru mengaji), adat khatam Alquran, kebiasaan menidurkan anak dengan lantunan nasihat dan kebiasaan menceritakan hikayat. "Sayangnya, nilai-nilai itu tidak menjadi bagian penting lagi dalam kehidupan dan kegiatan pendidikan di masyarakat," kata Darwis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008