Islamabad (ANTARA News) - Duda dari mantan perdana menteri Pakistan Benazir Bhutto akan menjadi seorang calon untuk jabatan presiden, seorang pejabat partai mengatakan Sabtu. Masalah siapa yang akan menggantikan Pervez Musharraf, yang mundur sebagai presiden Senin lalu, merupakan satu dari sejumlah masalah yang menarik perhatian partai koalisi yang berkuasa ketika masalah ekonomi dan keamanan banyak. Partai Rakyat Pakistan, yang duda Bhuttto Asif Ali Zardari pimpin, mengatakan Jumat bahwa partai itu menginginkannya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan (yang akan dilakukan) oleh para anggota parlemen pada 6 Spptember tersebut. "Asif Ali Zardari telah menerima rancangan dengan suara bulat Partai Rakyat Pakistan mengenainya dan ia akan menjadi calon Partai Rakyat Pakistan untuk jabatan presiden," pejabat senior partai Mian Raza Rabbani mengatakan pada konferensi pers. Tidak ada calon lain yang telah menyatakan keinginan untuk mencalonkan diri. Pemerintah koalisi yang dipimpin oleh partai Bhutto telah retak akibat perselisihan soal pengadilan dengan partai terbesar kedua dalam aliansi itu yang telah mengancam untuk mundur. Ketidakamanan, ketidaktentuan mengenai masa depan pemerintah dan kekhawatiran ekonomi telah merusak kepercayaan investor dan membuat pasar keuangan negara itu naik turun. Pasar saham dan keuangan Pakistan menguat ketika Musharraf mundur Senin lalu tapi melemah dengan tidak ada akhirnya peseteruan antara kedua partai koalisi utama tersebut. Pasar saham Pakistan, yang naik selama enam tahun berturutan hingga 2007, dan merupakan salah satu dari pasar yang tampil-terbaik di Asia dalam periode itu, jatuh sekitar 29 persen tahun ini. Ketika para politisi cekcok, kekerasan militan meningkat. Tentara telah membunuh 35 militan Taliban dalam pertempuran di Lembah Swat di baratlaut Islamabad Sabtu, tak lama setelah pembom mobil bunuh diri menewaskan delapan polisi. Pada Kamis, dua pembom bunuh diri menewaskan sekitar 70 orang di luar kompleks industri pertahanan utama negara itu, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008