Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR RI, Sutan Bathoegana, di Jakarta, Sabtu, memastikan, ada pihak tertentu yang menjadikan foto Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada pesta pernikahan anak Arthalyta Suryani (`Ayin`) sebagai alat untuk kampanye hitam terhadap SBY. "Iya, saya kira dengan adanya orang-orang mempermasalahkan tentang foto SBY hadir di pesta anak `Ayin` itu, ini sudah termasuk `black campaign` (kampanye hitam)," tegasnya kepada ANTARA. Ia mengatakan itu, mengomentari soal foto SBY menghadiri pernikahan putra `Ayin` yang kini beredar luas di berbagai kalangan. Padahal, `Ayin` merupakan salah satu tersangka kasus suap atas Jaksa Urip TG dalam kaitan perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). "Sebenarnya bagi saya tidak ada yang perlu dipermasalahkan (dari foto itu). Karena pak SBY adalah presiden seluruh rakyat Indonesia, dan siapa saja boleh mengundang seorang presiden untuk acara hajatan maupun perkawinan," katanya. Hal itu juga, menurutnya, wajar berlaku bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Beliau pun berhak untuk menghadiri acara-acara undangan yang disampaikan kepada beliau tanpa harus bertanya, apakah orang yang mengundang tersebut punya niat baik ataupun buruk," ujarnya lagi. Bagi dia dan kawan-kawan di Fraksi Partai Demokrat, tindakan ini merupakan hal yang sangat manusiawi bagi siapa pun presidennya untuk menghadiri acara-acara yang dibuat oleh rakyatnya. "Mari kita buang jauh-jauh budaya "3G" alias `gasak, gesek, gosok`. Masih banyak pekerjaan yang bermanfaat untuk rakyat yang harus kita lakukan," tandas Sutan Bathoegana. Rakyat Sudah Cerdas Hal hampir senada sebelumnya diutarakan salah satu Ketua DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, yang berpendapat, boleh jadi pengedaran foto SBY dengan `Ayin` dimaksudkan sebagai `black campaign` (kampanye hitam). "Iya, bisa saja itu bertujuan sebagai kampanye hitam kepada SBY. Tetapi kami (Partai Demokrat) yakin, bahwa rakyat sudah cerdas, sehingga tidak akan terpengaruh oleh hal-hal seperti itu," katanya kepada ANTARA. Bagi Anas Urbaningrum dkk, rakyat juga tahu, Presiden Yudhoyono merupakan tokoh yang jujur. "Rakyat tahu itu. SBY adalah Presiden yang jujur, lurus dan tidak korupsi. Bahkan dengan gencar menggencet korupsi di Indonesia," tandas mantan Ketua Umum PB HMI ini. Sikap SBY inilah, yang menurut dia akan menjawab secara otomatis kampanye hitam, termasuk dengan diedarkannya foto tersebut. "Khusus dalam kasus `Ayin`, amat jelas, bahwa hukum ditegakkan, sama dengan kasus-kasus hukum yang lain," ujarnya. Jadi, demikian Anas Urbaningrum, foto itu tidak berarti apa-apa, meskipun sangat mungkin dimaksudkan untuk menyerang SBY.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008