Palu (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat supaya jangan mudah percaya kepada sesuatu yang berbau tahayul, karena bisa meracuni pikiran. "Percayakan saja sesuatu itu kepada Tuhan dengan iman dan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," kata Presiden Yudhoyono, sebelum membuka Muktamar Al-Khairaat IX di Dolo, Kabupaten Doggala, Sulawesi Tengah, Selasa. Pernyataan Presiden disampaikan karena akhir-akhir ini banyak masyarakat yang menanggapi berbagai bencana di Tanah Air disebabkan oleh faktor tahayul. "Sikap asli seseorang bisa terlihat ketika yang bersangkutan memandang bencana dari dua sisi, yakni iman dan ilmu," katanya. Menurut Kepala Negara, orang beriman melihat bencana sebagai sebuah kekuasaan Tuhan dan Dia-lah yang mengatur segalanya di muka bumi ini. Sedangkan, seorang berilmu akan memandang sebuah bencana, misalnya gempa bumi, adalah sebuah peristiwa alam berupa benturan lempeng tektonik yang akhirnya menyebabkan goncangan. "Konon, hal itu justru bisa menjaga keseimbangan bumi dari kerusakan yang lebih hebat," kata presiden di hadapan sekitar 5.000 tamu undangan yang memadati komplek Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Dolo. Jadi, lanjutnya, iman dan ilmu bisa saling menjelaskan tentang sesuatu hal atau kejadian. Berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor dan banjir adalah kejadian yang bisa dijelaskan secara ilmiah untuk mengetahui penyebabnya. Manusia yang serakah dalam memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan keseimbangan alam adalah faktor utama penyebab berbagai bencana alam itu, katanya. Tindakan serakah manusia, menurut Presiden, antara lain menggunduli hutan untuk kepentingan pribadi yang akhirnya menyebabkan banjir dan tanah longsor serta pemborosan penggunaan bahan bakar yang menyebabkan berbagai polusi. "Olehnya kita harus percaya Tuhan dengan senantiasa menggunakan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan umat," katanya. Kedatangan Presiden yang didampingi Ny. Ani Yudhoyono, juga disertai Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Mendiknas Bambang Sudibyo, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Seskab Sudi Silalahi dan Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng. Tampak pula dalam rombongan tersebut Gubernur Gorontalo Fadel Mohammad dan istrinya. Fadel adalah Ketua Yayasan Pendidikan Al-Khairaat yang dipercayakan muktamirin sejak Muktamar PB Al-Khairaat V di Palu tahun 2001. Usai pemvukaan Muktamar PB Al-Khairaat, Presiden beserta rombongan bertolak menuju Jakarta setelah sebelumnya dijamu santap siang di Gubernuran Siranindi Palu oleh Gubernur Sulteng, Bandjela Paliudju beserta anggota Muspida lainnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008