Mamuju (ANTARA News) - Harga gas elpiji ukuran isi 50 kg yang dijual pedagang pengecer di Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), mengalami kenaikan sampai menembus harga Rp115.000, setelah pemerintah menaikkan harga gas elpiji isi 12 kg dan 50 kg. Pantauan ANTARA di Mamuju, Selasa, para pedagang pengecer gas elpiji telah menaikkan harga gas elpiji dari harga sebelumnya sekitar Rp105.000 menjadi Rp115.000 dalam sepekan ini. Hj. Kia, salah seorang pedagang gas elpiji di Kelurahan Binanga, mengaku, menaikkan harga eceran gas elpijinya karena mengikuti kenaikan harga yang telah ditetapkan pemerintah. "Kami terpaksa menaikkan harga gas elpiji karena pemerintah juga telah menaikkan harga gas elpiji sebesar Rp500 per kilogram," ujarnya. Sementara itu, satu-satunya agen penjualan gas elpiji Pertamina di Jalan Urip Sumoharjo, telah menetapkan harga baru yakni Rp103.000 untuk ukuran isi 50 kg. Amrillah, pemilik agen penjualan gas elpiji Pertamina di Mamuju mengatakan, stok gas elpiji yang dipasok dari Pertamina sekitar 4.000 kg tidak mencukupi untuk disalurkan kepada pedagang pengecer dan masyarakat di daerah ini. "Stok gas elpiji yang kami jual terkadang dalam sering mengalami kekosongan selama dua hari dalam setiap minggunya, sehingga sering dikeluhkan konsumen," ujarnya. Ia minta kepada pihak Pertamina untuk menambah jatah hingga 6.000 kilogram karena kebutuhan konsumen di Kota Mamuju yang merupakan ibukota Provinsi Sulbar semakin meningkat. Menurut dia, kenaikan harga gas elpiji di Mamuju mulai dikeluhkan warga karena dianggap membebani ekonomi mereka. Uni, salah seorang ibu rumah tangga di Kota Mamuju tampak resah dengan kenaikan harga gas elpiji tersebut, apalagi terjadi di saat menjelang bulan Suci Ramadan. "Kami merasa khawatir karena harga gas elpiji yang dijual agen Pertamina sudah tidak terjangkau karena terlalu mahal. Ia mengatakan, sebelum kenaikan sering membeli gas elpiji di pedagang pengecer dengan harga mahal sekitar Rp105.000 sementara harga gas elpiji yang dijual agen Pertamina hanya sekitar Rp97.000.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008