Awal musim hujan 2019-2020 di DIY umumnya terjadi pada November. Meski demikian, bila dibandingkan dengan kondisi normalnya, maka awal musim hujan tahun ini mengalami kemunduran 10-20 hari
Yogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta belum memasuki musim hujan meski hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi di sebagian wilayah DIY pada Jumat dini hari.

"Hujan hari ini belum bisa dikatakan masuk musim hujan karena wilayah DIY sendiri waktu awal musim hujannya berbeda-beda dan bertahap," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia suatu wilayah dikatakan sudah memasuki musim hujan apabila curah hujan telah mencapai lebih dari 50 milimeter (mm) dalam satu dasarian (10 hari) diikuti dua dasarian berikutnya secara berturut-turut.

Ia mengatakan awal musim hujan 2019-2020 di DIY umumnya terjadi pada November. Meski demikian, bila dibandingkan dengan kondisi normalnya, maka awal musim hujan tahun ini mengalami kemunduran 10-20 hari.

Musim hujan di DIY, katanya, akan terjadi secara bertahap, dimulai dari wilayah Kabupaten Kulonprogo bagian utara dan Sleman bagian barat. "Puncak musim hujan diprediksi terjadi di bulan Januari sampai Februari 2020," kata Etik Setyaningrum ​​​​​.

Berdasarkan pantauan radar BMKG pada pukul 03.50 WIB, sejumlah wilayah di DIY telah mengalami hujan ringan hingga sedang meliputi Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak, Ngaglik, Sayegan, Prambanan, dan Kalasan (Sleman), Temon, Kokap, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Nanggulan, Pengasih, Girimulyo, Kalibawang (Kulon Progo), Sedayu, Piyungan, Dlingo (Bantul), dan Patuk, Playen (Gunung Kidul).

Sementara itu, Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa mengatakan hujan yang terjadi di sebagian wilayah DIY pada Kamis (31/10) malam dan Jumat (1/11) dini hari dipengaruhi adanya gangguan cuaca berupa fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).

"Selain karena sudah memasuki pancaroba juga karena pengaruh MJO," katanya.

MJO, menurut Sigit, masih berpotensi memengaruhi turunnya hujan di DIY selama beberapa hari ke depan.

Baca juga: Waspadai luapan sungai bila hujan ekstrem

Baca juga: BMKG prakirakan awal musim hujan Yogyakarta Oktober

Baca juga: BMKG pasang pemantau cuaca terbaru di Bandara Internasional Yogyakarta

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019