Jakarta (ANTARA News) - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, Selasa, kembali memberikan anugerah "Udin Award" pada jurnalis yang sungguh-sungguh berjuang untuk kemerdekaan pers dan dan "Tasrif Award" bagi individu atau lembaga yang membantu dunia pers demi terpenuhinya hak publik atas informasi. Penghargaan diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam malam resepsi Ulang Tahun ke-14 AJI di Jakarta, Selasa (26/8). Para pemenang tersebut dipilih melalui seleksi yang dilakukan oleh Tim Dewan Juri Penghargaan AJI 2008 terdiri atas Endy M Bayuni (The Jakarta Post), Usman Hamid (Kontras Indonesia), dan Abdullah Alamudi (Dewan Pers). Pemenang Udin Award 2008 adalah redaktur investigasi Majalah Tempo, Metta Dharmasaputra. Tasrif Award diberikan pada wartawati Kompas, Hanny Sulistyaningtyas (Tyas) dan Jaringan Radio Komunitas (JRK) Indonesia. Endy mengungkapkan Metta memenangkan Udin Award karena memenuhi kriteria umum yakni jurnalis yang telah bekerja selama tiga tahun berturut-turut, teruji memiliki kemampuan profesional jurnalistik, dan jurnalis yang menjadi korban kekerasan secara fisik atau psikis akibat aktivitas jurnalistiknya. "Yang terbaru adalah tulisan investigasi di Majalah Tempo tentang dugaan penggelapan pajak Asian Agri yang menyeret Metta ke dalam situasi sulit. HP-nya disadap, hidupnya diteror, majalah tempat dia bekerja digugat lima miliar rupiah oleh Asian Agri, dan hingga kini proses pengadilan perdata terhadap majalah tersebut masih berlangsung di PN Jakarta Pusat," ujar Endy dalam pidato pengumuman pemenang. Selain penghargaan pada jurnalis, AJI juga memberikan penghargaan pada pihak-pihak yang secara sungguh-sungguh membantu memenuhi hak informasi publik, membantu mengefektifkan fungsi pers sebagai kontrol sosial, dan membantu pers mengungkap problem ketidakadilan dalam berbagai bidang kehidupan. Usman Hamid mengungkapkan JRKI dinilai gigih dan konsisten mendistribusikan informasi kepada publik melalui jaringan radio komunitas dan menjadi alat komunikasi efektif di kalangan warga petani, peternak, perajin, komunitas buruh, nelayan, kelompok pro-lingkungan, dan komunitas masyarakat sipil lainnya. "Sedangkan Tyas dinilai layak memenangkan Tasrif Award berkat inisiatifnya memperjuangkan transparansi dan penegakan hukum. Sebagai wartawan yang ngepos di KPK, dia termasuk jurnalis pertama yang menulis kasus suap Artalyta kepada Jaksa Urip Tri Gunawan," kata Usman. Ia melanjutkan, tulisan Tyas tentang korupsi dan praktik suap di instansi Kejaksaan telah membuka mata publik tentang kebobrokan institusi penegak hukum itu.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008