Singapura (ANTARA News) - Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, Selasa, memperingatkan munculnya kembali kebiasaan yang mengarah kepada proteksionisme, saat membuka pertemuan sepekan para menteri ekonomi Asia Tenggara untuk membahas pengokohan jaringan perdagangan regional. Berbicara pada upacara pembukaan sidang tahunan para menteri Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) itu, Lee mengatakan bahwa perundingan-perundingan tersebut berlangsung pada saat-saat penting, setelah selesainya perundingan-perundingan perdagangan global bulan lalu di Jenewa. Sementara dasar aturan-aturan keras rezim perdagangan global masih menjadi alternatif terbaik bagi ekonomi dunia, ASEAN 'harus terus mengintegrasikan dan meliberalisasikan' ekonomi mereka, katanya. "tujuan kami adalah bukan untuk menciptakan suatu blok perdagangan: kami berkomitmen untuk membuka kawasan dan menyetujui pendekatan ke dalam," kata Lee. Dia menyerukan menteri-menteri agar mengamati dengan seksama munculnya kembali dan menentang godaan untuk meningkatkan hambatan-hambatan perdagangan atau terpaksa melakukan praktek proteksionaisme untuk menyudutkan keseluruhan perjanjian." Pada pertemuan di Singapura, yang akan berakhir sampai Jum`at itu, ASEAN diperkirakan akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan raksasa perdagangan Asia, India. FTA diperkirakan akan ditandatangani Desember dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) tahunan ASEAN di Bangkok. Kesepuluh negara anggota ASEAN juga berharap bisa mengumumkan hal itu termasuk perundingan-perundingan tentang `porsi substantif` dari perjanjian ekonomi secara keseluruh dengan Australia dan Selandia Baru. Seorang pejabat perdagangan Asia Tenggara, Selasa, mengatakan kepada AFP, bahwa perundingan dengan dua negara tetangga ASEAN di Pasifik itu 95 persen sudah mendekati rampung. Para menteri memulai perundingan-perundingan resmi mereka Senin pada jamuan santap malam yang berakhir lebih dari tiga jam. Mereka tidak berkomentar mengenai pembicaraan-pembicaraan itu. Ini adalah upaya terakhir untuk mengakhiri kemacetan selama tujuh tahun Putaran Doha dari perundingan-perundingan perdagangan global, yang disebabkan oleh adanya sengketa antara India dan Amerika serikat mengenai tarif produk pertanian. (*)

Copyright © ANTARA 2008