Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2009 dapat melebihi target 6,2 persen apabila tidak ada kejutan signifikan dan Indonesia dapat mengembangkan diversifikasi produk ekspor. "Asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen di tahun 2009 cukup realistis untuk dicapai bahkan dapat lebih tinggi," kata Gubernur BI, Boediono dalam rapat kerja Panitia Anggaran DPR di Jakarta, Rabu. Menurut Boediono, sumber pertumbuhan diharapkan dari permintaan domestik baik dari sisi konsumsi maupun investasi. Peningkatan konsumsi masyarakat dimungkinkan bersamaan dengan menurunnga laju inflasi, dan dengan memperhitungkan multiplier effect dari meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat selama persiapan pemilu dan meningkatnya gaji PNS/TNI/Polri. "Peningkatan konsumsi itu pada gilirannya akan menjadi insentif bagi dunua usaha untuk melakukan investasi. Peningkatan investasi juga didukung oleh optimisme akan meningkatnya realisasi pembangunan proyek-proyek infrastruktur," kata Boediono. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi juga disokong oleh prospek Neraca Pembayaran Indonesia. Ekspor diperkirakan akan tetap menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi meskipun kontribusinya menurun. Melambatnya pertumbuhan ekspor terkait langsung dengan faktor-faktor eksternal terutama perlambatan pertumbuhan PDB dunia dan harga komoditas internasional. Sementara itu sejalan dengan perkembangan ekspor itu, impor juga melambat dengan perlambatan yang lebih moderat dibanding ekspor. "Lebih moderatnya perlambatan impor terutama karena sebagian impor tidak hanya untuk mendukung produksi barang-barang ekspor, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan investasi di dalam negeri," kata Boediono. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008