Sydney (ANTARA News) - Warga Indonesia yang akan berkunjung ke luar negeri, khususnya Australia, diminta untuk tidak menganggap remeh pentingnya memperhatikan kondisi kesehatan dan melengkapi diri dengan asuransi kesehatan sebelum bertolak, kata Sekretaris I/Konsul Bidang Kekonsuleran KJRI Sydney, Edy Wardoyo. Langkah persiapan itu sangat diperlukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk, karena dalam satu bulan terakhir sudah ada dua kasus warga negara Indonesia (WNI) yang jatuh sakit di Sydney dan satu di antaranya meninggal dunia di rumah sakit tanpa dilengkapi asuransi kesehatan, katanya kepada ANTARA di Sydney, Kamis. "Jadi jangan sepelekan masalah kesehatan dan pentingnya asuransi kesehatan sebelum berangkat ke Australia," kata Edy Wardoyo . Edy mengatakan, kasus pertama menimpa seorang WNI yang datang ke Melbourne atas sponsor "Yellow Pages Indonesia", perusahaan tempatnya bekerja. Namun nasib malang menimpanya karena dalam penerbangan dari Denpasar ke Melbourne pertengahan Juli lalu, dia jatuh sakit dan sempat muntah darah. Setibanya di Sydney, kondisi kesehatannya memburuk dan langsung dibawa ke Rumah Sakit "Prince Albert". Tim dokter rumah sakit itu mendapatinya terjangkit peyakit TBC dan harus dirawat inap dari pertengahan Juli hingga 10 Agustus lalu, katanya. "Nasib baik masih berpihak kepadanya karena berkat upaya dan pendekatan yang kita (KJRI Sydney) lakukan kepada pihak rumah sakit dan dinas sosial di sini, warga negara kita itu dapat dibebaskan dari biaya perawatan selama di rumah sakit yang nilainya sangat tinggi," kata Edy. 10 hari setelah kasus pertama terjadi, pada 20 Agustus, pihaknya kembali menerima informasi tentang meninggalnya seorang WNI bernama Joni Kalibun di rumah sakit. WNI lain asal Jakarta yang datang ke Sydney atas sponsor seorang kenalannya warga Australia ini meninggal di RS Prince Albert Sydney, Rabu (27/8) akibat penyakit paru-paru yang dideritanya, kata Edy. "Dia sudah masuk ke rumah sakit (Prince Albert) dalam kondisi kritis. Rekam medisnya di Indonesia pun sulit dilacak. Kini yang menjadi masalah utama adalah biaya perawatan dan penanganan jenazah yang tidak kecil," katanya. Menurut Edy, penanganan jenazah di Australia umumnya dikelola swasta dari unit pemakaman dengan total biaya minimal 10 ribu dolar Australia (sekitar Rp80 juta). Jika pihak keluarga di Indonesia mampu, maka tidak ada masalah namun tidak semua WNI yang sakit dan meninggal di Australia berasal dari keluarga kaya. Ia mengatakan, pihaknya sudah mengabari kabar duka dan masalah penanganan jenazah di Australia kepada keluarga almarhum di Tanah Air. "Dua kasus ini merupakan pelajaran berharga buat WNI yang mau ke luar negeri bahwa asuransi kesehatan sangat penting diurus sebelum berangkat," katanya (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008