Tarakan (ANTARA News) - Sebanyak 46 orang guru dan kepala sekolah tingkat SD dan SMP di daerah terpencil di Kaltim mengikuti program pelatihan pengembangan profesionalisme guru berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut pakar pendidikan yang menjadi instruktur pelatihan itu, Prof Dr Anita Lie di Tarakan, Kaltim, Kamis, banyak kepala sekolah dan guru di daerah-daerah terpencil yang tidak paham tentang KTSP yang telah digariskan pemerintah. "Untuk menyusun saja mereka belum tahu, lalu bagaimana mereka mengembangkannya. Karena itu kami mencoba mengajak mereka untuk menyusun bagaimana kurikulum itu disusun," katanya. KTSP yang sudah diberlakukan Depdiknas sejak 2007 itu mengasumsikan guru mempunyai kompetensi untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan konteks siswa mereka ditingkat satuan pendidikan masing-masing. Namun sejak setahun KTSP itu diluncurkan dan diterapkan, ternyata belum tampak adanya perubahan yang signifikan dalam pola pengajaran di sekolah-sekolah, apalagi untuk daerah terpencil. Anita Lie mengatakan melalui pelatihan itu para guru dan kepala sekolah di daerah-daerah terpencil diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam proses mengajar. Lebih lanjut dosen FKIP dan pascasarjana Unika Widya Mandala Surabaya itu menjelaskan, ada tiga tahap yang berkesinambungan dengan pelatihan tahap pertama itu. Pada akhir pelatihan tahap pertama yang berlangsung selama lima hari (25-29 Agustus) itu, baik guru dan kepala sekolahnya diwajibkan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). "Nanti pada tahap kedua kita akan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah peserta pelatihan ini dan memantau apakah RPP yang mereka buat kali ini dilaksanakan atau tidak," ujarnya. Selanjutnya pada tahap akhir, para peserta pelatihan profesionalisme guru itu akan saling mengevaluasi dan berbagi pengalaman atas berbagai program yang telah mereka lakukan tersebut. Program pelatihan guru yang digelar Tanoto Foundation, yayasan nirlaba yang didirikan keluarga Sukanto Tanoto, itu merupakan yang kelima kalinya dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Pada pelatihan kali ini, para guru dan kepala sekolah itu berasal dari 18 SD dan lima SMP yang ada di daerah terpencil di Kabupaten Nunukan, Bulungan, Tana Tidung dan Malinau, Kaltim. Sementara itu, salah seorang peserta, Sugimun, mengatakan sangat jarang guru-guru di daerah pedalaman mendapat pelatihan mendalam semacam itu. "Memang pernah pemerintah mengadakan pelatihan semacam ini, tetapi sifatnya hanya umum saja. Beberapa instruktur hadir dan kasih ceramah setelah itu selesai," kata guru di SMPN I Lumbis, Nunukan, tersebut. Selain itu, katanya lagi, waktunya juga terlalu singkat dan tidak ada simulasi-simulasi yang sebenarnya dibutuhkan para guru itu. Peserta lainnya Marson, guru di SDN 017 Sembakung, mengatakan melalui RPP yang dikontrol oleh setiap kepala sekolah itu sangat membantunya dalam memberikan materi pelajaran kepada siswanya. "Sebelumnya kita hanya mengajar dengan materi yang diambil dari buku-buku saja. Sekarang guru dituntut untuk menyusun RPP ini. Dengan begitu ada pedoman yang bisa kita gunakan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008