Ambon (ANTARA News) - Para pemilik restoran di Kota Ambon meresahkan naiknya harga gas elpiji menjelang masuknya bulan Ramadhan 1429 Hijriah karena biasanya harga sembako juga melonjak sehingga pastinya berdampak terhadap harga makanan. "Kami sementara pusing dengan melonjaknya harga sembako menjelang puasa kok tiba-tiba pemerintah melalui PT Pertamina memutuskan kenaikan harga gas elpiji sehingga pastinya berdampak terhadap harga makanan dengan konsekuensi kemungkinan pengunjung cenderung berkurang," kata pemilik restoran "Aroma Sea Food", Arlis. Apalagi, saat ini stok gas elpiji kapasitas 12 kg ternyata langka bahkan stok di PT Pemantik sebagai penyalurnya habis sehingga harus menunggu pasokan dari Surabaya dengan KM. Tanto yang dijadwalkan tiba di Ambon, Jumat (29/8). Wakil Manager PT Pemantik Ambon, Ny.Nuh, secara terpisah, membenarkan, stok gas elpiji ukuran 12 kg saat ini habis dan masih menunggu pasokan dari Surabaya. Stok baru ini, lanjutnya, pastinya memberlakukan harga baru sesuai kesepakatan dengan mempertimbangkan berbagai pengeluaran, terutama biaya transportasi sehingga gas elpiji ukuran 12 Kg akan dijual Rp125 ribu/tabung. "Kami tidak bisa menerapkan harga sesuai keputusan PT Pertamina karena masalah biaya transportasi untuk sekali pengisian (pergi - pulang-red) Ambon - Surabaya Rp30 juta lebih untuk dua kontainer dengan roling pengisian berkisar tujuh - 10 hari sehingga disepakati ukuran 12 kg dijual Rp125 ribu/tabung," ujarnya. Di Kota Ambon saat ini pelanggan gas elpiji sebanyak 1.000-an didominasi konsumen rumah tangga. Hanya saja, pengguna gas elpiji relatif sedikit dibanding minyak tanah.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008