Bandung (ANTARA News) - Sekitar seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bandung Raya berunjuk rasa mendesak pemerintah meninjau kembali kebijakan terkait BBM, terutama konversi minyak tanah ke elpiji. Mereka meminta bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan meresmikan Mejid Besar Ash-Shofiyah di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jumat. Aksi mahasiswa tertahan di sekitar perbatasan Bojongsoang - Dayeuhkolot yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi kegiatan yang dihadiri Wapres. Mereka dihadang petugas keamanan yang bersiaga sejak pagi hari. Akibatnya, para pengunjuk rasa hanya bisa melakukan orasi dan aksi poster yang berisi tuntutan agar pemerintah meninjau ulang kebijakannya atas BBM dan BBG. Para aktivis BEM Bandung Raya menilai mekanisme konversi minyak tanah - LPG telah gagal. "Di lapangan, distribusi tabung elpiji seringkali mengalami penyelewengan yang mengakibatkan kualitas bantuan dari pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih rendah," kata Koordinator aksi BEM Bandung Raya, Gena Bijaksana. BEM Bandung Raya juga mendesak pemerintah merealisasikan kedaulatan pemerintah di bidang energi dan ekonomi, dengan mengembalikan fungsi kontrol terhadap harga BBM dan BBG. Selain itu, para aktivis menyerukan untuk segera memotong urat nadi perdagangan para mafia bahan bakar di Indonesia yang menimbulkan kerugian pada masyarakat. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008