Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya 22 gerilyawan, termasuk dua komandan senior, tewas Jumat malam dalam serangan udara militer Pakistan di lembah Swat yang dilanda kekerasan di Pakistan baratlaut, kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP. Pasukan yang didukung helikopter meriam dan artileri berat selama beberapa pekan ini menggempur posisi-posisi militan di lembah itu, yang merupakan bekas lokasi wisata yang dilanda kekerasan tahun lalu ketika seorang ulama pro-Taliban mengumumkan perang jihad terhadap Islamabad. "Jet-jet tempur menyerang tempat persembunyian militan di Peochar, menewaskan 22 orang," kata pejabat keamanan itu, menyebut nama daerah yang diserang itu. Jurubicara utama militer Pakistan Mayjen Athar Abbas mengkonfirmasi kepada AFP, sejumlah tempat persembunyian hancur dalam serangan Jumat itu dan ia masih mengumpulkan informasi. Maulana Fazlullah, seorang ulama Taliban, meluncurkan kekerasan pada 2007 untuk mendorong pemberlakuan hukum Syariah Islam di wilayah itu. "Serangan itu dilakukan setelah informasi intelijen bahwa ulama Taliban Mullah Fazlullah bersembunyi di sana," kata pejabat keamanan itu, namun ia tidak bisa memastikan apakah sasaran utama termasuk diantara mereka yang tewas. Namun, ia mengatakan bahwa dua dari komandan senior ulama itu tewas. Fazlullah juga dikenal sebagai Mullah Radio karena menggunakan saluran FM gelap unntuk mempropagandakan agenda Taliban. Pakistan baratlaut dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan sebagai tempat peluncurkan serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008