Denpasar (ANTARA News) - Meski muncul pusaran angin "Eddy" di kawasan Selat Karimata, namun perairan di sekitar Pulau Bali hingga Nusa Tenggara yang sudah sekitar sebulan diwarnai gelombang tinggi, kini mulai membaik. Tinggi gelombang di perairan Laut Bali dan Samudera Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara yang semula lebih empat meter, kini maksimal dua meter, kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah III Denpasar, Ir H Sutrisno MSi, kepada ANTARA di Denpasar, Jumat. Sementara tinggi gelombang di perairan Selat Bali dan Selat Lombok yang sempat menghambat pengoperasian kapal feri di lintasan Gilimanuk-Ketapang, Banyuwangi, maupun Padangbai-Lembar, diprediksi maksimal 1,5 meter. Dijelaskan bahwa kawasan sekitar Pulau Dewata umumnya berawan, angin dari tenggara dengan kecamatan 8-20 knots. Satu konots setara sekitar 1,85 kilometer per jam. Hasil analisis "streamline" (angin) dan isobar (tekanan), terdapat tekanan rendah 1.008 milibar (Mb) di sekitar perairan Taiwan dan 1.009 Mb di dataran tinggi Kimberley, Australia, serta pusaran angin Eddy di Selat Karimata. Dampaknya perairan Bali bagian barat dan utara, perairan utara Nusa Tenggara Barat, berpeluang hujan ringan. Menurut Sutrisno, dampak hujan ringan dan pusaran angin serta kecepatan angin tersebut sudah melemah, sehingga tinggi gelombang laut di sekitar Bali berangsur-angsur menurun. "Kalau sebelumnya sempat membahayakan bagi semua jenis kapal, sekarang sudah sedikit aman. Namun untuk kapal nelayan dan pengoperasian kapal wisata berukuran kecil tetap harus disertai kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya gelombang sampai dua meter," tambahnya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008