Depok (ANTARA News) - Eksekusi mati terhadap terpidana kasus narkoba yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, seharusnya dilakukan dengan tegas, keras dan segera. "Kalau bisa eksekusinya di Monas agar menimbulkan efek sosial yang luas di masyarakat," kata Ketua Yayasan Pendidikan Universitas Pancasila, Dr (HC) Ir Siswono Yudho Husudo, di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan hal tersebut usai menghadiri acara Penyambutan dan Pengenalan Mahasiswa Baru (PPMB), Universitas Pancasila. Siswono menilai pemerintah sangat lamban dalam melakukan eksekusi mati terhadap terpidana mati kasus narkoba. Padahal dampak terhadap bahaya narkoba terutama terhadap generasi muda sangat buruk sekali. Menurut dia, negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia pemerintahnya sangat tegas dalam menangani kasus narkoba tersebut. Tapi di Indonesia sangat lamban sekali. "Hal tersebut menjadikan Indonesia sasaran sindikat narkotika internasional," katanya. Bahaya narkoba, kata dia, saat ini bukan saja menjadi sasaran kaum muda tetapi juga anak-anak di Sekolah Dasar (SD). "Ini perlu diwaspadai dan penanganannya harus tegas dan keras," kata mantan calon Wapres pada pemilihan presiden 2004. Untuk itu, pihaknya dalam menerima mahasiswa Universitas Pancasila tahun ajaran 2008-2009 memberikan penyuluhan tentang bahaya penggunaan narkoba. "Godaan untuk memakai selalu datang, untuk itu perlu diberikan penyuluhan tentang bahaya penggunaan narkoba tersebut," katanya. Dikatakannya bahwa upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba memang sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Menurut dia, upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin juga melakukan razia secara mendadak secara rutin.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008