Cirebon (ANTARA News) - Anjloknya kereta api tanki (Rail Train Wagon/RTW) di Jembatan Sungai Brantas, Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (28/8) lalu sekitar pukul 19.50, disebabkan karena adanya bantalan kayu yang rapuh. Hal itu dikatakan Dirut PT Kereta Api Ronny Wahyudi kepada wartawan di Stasiun Kejaksan Cirebon, Sabtu siang, di sela-sela kunjungan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal di Stasiun Kejaksan. Ia menjelaskan, akibat bantalan yang rapuh menyebabkan turunnya kemampuan menahan beban sehingga menyebabkan salah satu roda kereta tidak lagi sempurna berada pada rel besi. Ronny mengakui, masih banyak bantalan kayu yang sebagian sudah rapuh terutama di jalur Selatan tersebut dan belum bisa diganti karena keterbatasan anggaran. "Untuk jalur Utara masih tersisa sekitar 50 kilometer bantalan kayu di antara Semarang-Surabaya," katanya. Terkait kelancaran jalur Selatan akibat peristiwa anjlognya kereta tanki itu, Ronny menjelaskan, proses evakuasi sudah selesai dilakukan Sabtu pukul 08.15 dan pada Sabtu pukul 11.00 sudah bisa dilintasi salah satu kereta api yaitu KA Matarmaja. Ia menjelaskan, ada sembilan dari 14 kereta tangki (Rail Train Wagon/RTW) yang dievakuasi dari Jembatan Sungai Brantas di Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jatim itu. Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, evakuasi sembilan kereta tanki yang anjlok di atas Jembatan Sungai Brantas pada agak sulit karena posisi anjlok yang persis berada di atas badan jembatan itu. Kereta Kumbokarno yang didatangkan ke lokasi kecelakaan sempat kesulitan menderek beberapa gerbong tangki nahas itu lantaran alat dereknya terhalang oleh rangka jembatan. Rangkaian itu gerbong tanki tanpa muatan itu anjlok saat dalam perjalanan pulang dari Depot Pertamina Madiun menuju Surabaya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008