Bosasso, Somalia (ANTARA News)- Para pembajak Somalia membawa sebuah kapal tangki minyak Malaysia yang dibajak ke pangkalan pantai mereka di Eyl, di mana mereka sudah menahan enam kapal untuk menuntut uang tebusan, kata seorang pejabat lokal, Minggu. Kapal Bunga Melati 5 yang mengangkut 30.000 ton petrokimia ke Singapura dari Arab Saudi ketika dibajak di Teluk Aden, Jumat. Para pembajak dari Somalia telah membajak paling tidak 30 kapal di daerah itu tahun ini, yang membuat perairan lepas pantai negara Tanduk Afrika itu paling berbahaya di dunia. "Kapal Malaysia itu sedang berlayar menuju Eyl di mana enam kapal lainnya ditahan," kata Abdulqadir Muse Yusuf, asisten menteri perikanan di wilayah Puntland, Somalia utara kepada Reuters. Ia menuduh penduduk desa-desa di Alula, Bargal dan Eyl memberikan bantuan kepada pembajak dengan pasokan-pasokan dan operator-operator radio di pantai itu juga membantu geng-geng itu. "Pembajakan meningkat secara dramatis dalam jumlah dan kekuatan," kata Yusuf. Bunga Melati 5, yang adalah milik perusahaan nasional Malaysia MISC itu memiliki 36 awak Malaysia dan lima Filipina. MISC mengatakan kapal tangki minyak itu berlayar "dalam sekitar" satu koridor keamanan yang ditetapkan pekan lalu oleh satuan tugas anti terorisme multinasional menanggapi serangan-serangan yang meningkat tajam. MISC mengatakan pasukan angkatan laut koalisi di daerah itu telah diperingatkan tetapi tidak dapat menghentikan pembajakan karena keselamatan para awak di kapal Malaysia itu menjadi prioritas. Pelanggaran hukum meluas di lepas pantai Somalia sementara Somalia dilanda perang terburuk selama hampir dua dasawarsa. Ini menambah gelombang pembajakan yang meningkatkan ancaman pada kapal-kapal yang menggunakan Teluk Aden, salah satu dari jalur-jalur pelayaran paling penting dunia. Hampir 20.000 kapal melewati Teluk Aden setiap tahun, menuju dan dari Terusan Suez. Pekan lalu, pria-pria Somalia yang bersenjata membajak empat kapal dalam 48 jam, dan kini menahan sekitar 130 awak di paling tidak sembilan kapal dari Malaysia, Thailand, Jepang, Jerman, Nigeria dan Iran.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008