Plt itu kan bukan kehendak pemilik kedaulatan, tapi itu dari top-bottom. Sementara demokrasi itu bottom-up, kata Agun
Jakarta (ANTARA) - Politisi Golkar Agun Gunandjar Sudarsa menyebut kepemimpinan Partai Golkar saat ini oligarki dengan praktik-praktik politik pragmatis yang kian jauh dari kepemimpinan terukur, transparan dan partisipatif.

"Kepemimpinan oligarki di Partai Golkar ini bisa dilihat banyaknya DPD yang dijabat Plt. Ini kan salah satu indikator kepemimpinan oligarki," kata Agun dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.

Agun mempertanyakan bagaimana organisasi dapat berjalan apabila ke pimpinan DPD dijabat seorang pelaksana tugas.

"Plt itu kan bukan kehendak pemilik kedaulatan, tapi itu dari top-bottom. Sementara demokrasi itu bottom-up," kata Agun.

Baca juga: Kader dorong Bamsoet terus maju dalam pemilihan Ketua Umum Golkar

Dia menyebut jika kepemimpinan dijabat Plt, maka hal itu berdasarkan faktor suka atau tidak suka atau like and dislike.

Dia menegaskan, secara logika politik, tidak mungkin penempatan Plt di semua Ketua DPD I Partai Golkar tidak ada kaitannya dengan Munas Golkar pada Desember mendatang.

"Semuanya pasti dalam rangka Munas," kata dia.

Baca juga: Golkar putuskan Munas awal Desember di Jakarta

Dia mengatakan, dalam kepemimpinan partai yang oligarki, rapat-rapat hanya merupakan formalitas belaka. Tidak ada perdebatan dan diskursus yang bagus, yang pada akhirnya bisa menghasilkan keputusan yang dibisa diterima semua pihak, karena sudah melewati diskursus yang mendalam.

Lebih jauh dia menyebut penurunan suara/kursi Partai Golkar dan hanya menjadi juara ketiga pada Pemilu 2019, merupakan pencapaian terburuk sepanjang sejarah Partai Golkar.

Dia mengatakan, hal itu memang tidak hanya disebabkan faktor kepemimpinan ketua umum, tetapi juga banyak faktor seperti posisi dan citra soiliditas partai yang rapuh.

Baca juga: Bamsoet: Dukungan daerah sangat kuat maju kontestasi Munas Golkar

Hal itu, kata dia, bisa diperbaiki bukan hanya dengan kepemimpinan partai, namun juga dengan membenahi institusi partai.

"Marilah para kader dan aktivis partai, khususnya dari kalangan milenial/muda, berpikir objektif dan rasional dalam membangun Partai Golkar ke depan. Jangan lagi menggunakan praktik-praktik pragmatisme," jelasnya.

Dia juga mengajak ketua-ketua DPD dan Organisasi Hastakarya Golkar sebagai pemilik suara di Munas, untuk mengedepankan hal strategis dan rasional demi membangun Partai Golkar.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019