Semarang (ANTARA News) - Banyaknya partai politik (parpol) yang mengusung artis terkenal menjadi bakal calon legislatif (bacaleg) pada Pemilu 2009 hanya untuk menarik perhatian masyarakat agar mencoblos parpol yang mengusungnya. "Figur selebritis yang telah dikenal publik memang menjadi langkah hemat bagi parpol dalam berkampanye. Namun parpol harus bersiap terhadap konsekwensi kompetensi dan kualitas artis sebagai politikus," kata Jason Sihombing, mantan Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di Semarang, Senin. Ia mengatakan, citra politisi sekarang ini sedang merosot, hal ini menyebabkan peralihan kredibilitas pemimpin yang harusnya dekat dan dikenal masyarakat. Jadi, tokoh muda, terkenal, dan menarik perhatian mungkin menjadi alternatif sebagai strategi baru untuk menggantikan mereka yang selama ini berada di depan dan terlanjur memiliki citra buruk. Sementara itu, Rasea Fitri, mantan Sekretaris Umum HMI FISIP Undip Semarang berpendapat, fenomena selebritis menjadi bacaleg parpol menunjukkan budaya populer sudah merambah berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. "Masyarakat terutama golongan anak muda selalu mendambakan idola," katanya. Generasi yang dihidupi oleh kecepatan dan kemajuan teknologi informasi setiap saat dijejali dengan sosok artis dan selebritis mengisi hampir semua ruang teknologi informasi. Sehingga nama dan popularitas menjadi senjata baru untuk merekrut massa. Namun, ia meragukan kualitas selebritis untuk tampil di panggung politik. Kehadiran politikus dari kalangan selebritis terkesan sangat instan. Padahal mereka adalah tokoh yang diharapkan memperjuangkan kepentingan rakyat. Selebritis memang berhak dipilih dan memilih, demikian juga dengan parpol dalam merekrut kader-kadernya. Tapi parpol perlu menyadari kapasitas dari setiap calon terutama selebritis sebagai calon politikus. Mereka tidak dihadapkan pada peran yang semata-mata dapat disesuaikan dengan skenario. Tapi pada kenyataan bahwa di tangan mereka bergantung nasib rakyat Indonesia. Untuk itu, parpol tidak boleh main-main dalam merekrut calon pejabat atau caleg. Jangan hanya bertujuan menambah perolehan suara dengan menjual popularitas dan hiburan sesaat kepada rakyat. Ada baiknya, parpol melakukan uji kelayakan bagi selebritis yang mencalonkan diri. Mereka agar mampu mempersiapkan diri dengan baik dan punya visi dan kemampuan memimpin. Dengan demikian masyarakat punya pilihan yang benar benar kredibilitas, politikus yang memiliki prestasi seni, dan bukan selebritis yang ikut-ikutan politik, katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008