Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan teguran kepada Pertamina dan para menteri terkait tentang kenaikan harga elpiji 12 kg dan 50 kg. Usai mengumumkan keputusan pemerintah untuk tidak lagi menaikkan harga elpiji sampai tahun depan, Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, mengakui ada cara-cara komunikasi yang tidak baik antara Pertamina dan menteri-menteri terkait, sehingga menimbulkan kesimpangsiuran soal kebijakan harga elpiji. "Saya juga sampaikan, dalam ambil keputusan itu supaya diperhatikan bukan hanya aspek ekonominya, tetapi juga dampak sosialnya, apakah cocok dengan situasi Ramadhan seperti ini, juga dampak politiknya," tutur Presiden saat memberikan keterangan pers. Sebelum Presiden memberikan penjelasan kepada wartawan, Meneg BUMN Sofyan Djalil terlebih dahulu memberikan keterangan pers tentang keputusan pemerintah untuk tidak lagi menaikkan harga elpiji. Sofyan mengakui keputusan Pertamina yang telah menaikkan harga elpiji Rp500 per kilogram pada bulan lalu tidak tepat karena bertepatan dengan bulan Ramadan dan menjelang hari raya Idul Fitri. Pertamina akan menaikkan harga elpiji setiap bulannya sehingga mencapai tingkat keekonomisan. Presiden mengatakan ia bisa memahami sikap Pertamina yang tidak ingin disalahkan apabila perusahaan negara itu mengalami kerugian. Karena itu, perbedaan harga pasar dan nilai jual elpiji tabung 12 kilogram dan 50 kilogram yang ditanggung oleh Pertamina akan diambil dari pemotongan dividen yang harus diserahkan Pertamina kepada pemerintah. Secara hitung-hitungan korporasi, kata Presiden, kenaikan harga elpiji tabung 12 kilogram dan 50 kilogram memang dapat dilakukan oleh Pertamina. Namun, lanjut dia, langkah itu harus memperhatikan dampak sosial serta daya beli masyarakat. "Saya pastikan kebijakan ini tidak bawa masalah dan dengan demikian masyarakat bisa pahami ini," ujarnya. Presiden juga meminta Pertamina agar menjamin ketersediaan elpiji tabung tiga kilogram di pasaran. "Kita pastikan elpiji tiga kilogram sebaiknya dikonsumsi oleh mereka yang dapatkan subsidi dan kelangkaannya Pertamina akan kerja `all out` untuk mengatasinya," tuturnya. Presiden menjamin mereka yang telah beralih ke elpiji dari minyak tanah tidak akan lagi kesulitan mendapatkan elpiji tabung tiga kilogram.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008