London (ANTARA News) - Euro merosot di bawah 1,44 dolar AS untuk pertama kalinya dalam enam bulan Rabu waktu setempat, karena suramnya prospek ekonomi dan pasar mengantisipasi penurunan suku bunga zona euro, kata para pedagang. Euro jatuh ke posisi terendah 1,4385 dolar dalam perdagangan di London, sebelum meningkat lagi menjadi 1,4494 dolar, di bawah 1,4517 dolar pada perdagangan akhir Selasa di New York. "Dolar terus menjelajahi level resisiten," kata analis mata uang pada Credit Suisse, "meski tidak ada dukungan lebih lanjut dari perkembangan suku bunga atau pasar komoditas." Sementara sterling terpukul ke rekor terendah baru terhadap euro dan mendekati posisi terendah 2,5 tahun terhadap dolar karena karena berita tentang suramnya ekonomi Inggris, yang diperkirakan akan jatuh ke dalam sebuah resesi pada akhir tahun ini. Euro mundur kembali terhadap mata uang Jepang menjadi berada pada 156,85 yen dari 157,61 yen pada Selasa. Estimasi kedua pertumbuhan Uni Eropa dalam kuartal kedua yang dikonfirmasikan Rabu, menyatakan bahwa ekonomi 15 negara euro mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak blok tersebut didirikan pada 1999. Survei lainnya, "purchasing managers` index (PMI)", memperlihatkan kegiatan usaha di 15 negara euro mengalami kontraksi untuk tiga bulan berjalan pada Agustus. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) pada Selasa, menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini, dan menurunkan proyeksi untuk zona euro, Jepang dan Inggris, dan mengatakan akan memasuki resesi tahun ini. Mata uang AS yang terdorong naik pekan lalu oleh meningkatnya pesanan manufaktur AS pada Juli yang lebih tinggi dari perkiraan, kian cerah lagi pada Rabu dengan meningkatnya optimisme pertumbuhan menyusul jatuhnya harga minyak. Namun pasar masih memantau laporan iklim ekonomi AS Federal Reserve AS dalam apa yang dinamakan laporan "Beige Book" yang akan diterbitkan Rabu. "Beige Book kemungkinan menggambarkan kondisi beragam dari belanja konsumen AS," kata Mitul Kotecha, seorang analis pada Calyon, memperkirakan bahwa penilaian negatif pada pasar perumahan dan buruh akan menguji perkembangan dolar. Sementara para dealer mengatakan merosotnya harga minyak akan menahan laju inflasi dan membuka ruang untuk Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Ingggris (BoK) untuk menurunkan suku bunganya, membuat mata uang Eropa kurang menarik bagi para investor. "Beberapa spekulasi bahwa Bank Sentral Inggris barang kali dapat mengirimkan sebuah kejutan penurunan suku bunga pada Kamis," kata kepala manajer valas Mitsubishi UFJ Trust and Banking, Hideaki Inoue. Namun, dalam jangka pendek, kedua bank sentral diperkirakan mempertahankan suku bunga utama mereka tak berubah pada pertemuan Kamis. Suku bunga pinjaman Inggris berada pada 5,0 persen dan ECB pada 4,25 persen. Dalam perdagangan di London Rabu, euro dipindahtangankan pada 1,4494 dolar terhadap 1,4517 dolar akhir Selasa, pada 156,85 yen (157,61), 0,8137 pound (0,8142) dan 1,6051 franc Swiss (1,6062). Dolar berada pada 108,46 yen (108,55) dan 1,1099 franc Swiss (1,1063). Pound pada 1,7772 dolar (1,7829), demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008