Jerusalem, (ANTARA News) - Seorang ibu di Israel dijebloskan ke tahanan karena diduga membunuh putranya yang berumur empat tahun. Pengadilan Wilayah Tel Aviv, Rabu, juga memerintahkan tersangka menjalani pemeriksaan kejiwaan sedangkan polisi menduga pembunuhan itu telah direncanakan. Kantor berita Xinhua melaporkan, kematian bocah tersebut adalah kasus ketiga di Israel yberupa pembunuhan anak oleh anggota keluarganya. Kasus itu membuat cemas masyarakat Israel dan menghiasai surat-surat kabar. Yang tidak kalah menggemparkan, sebagian ahli kejiwaan justru mengatakan tekanan masyarakat dan laporan rinci dari media justru memicu pembunuhan mengerikan itu terjadi satu demi satu. Regina Kruchkov pada pukul 22:30 waktu setempat, Selasa malam, menghubungi polisi dan menyatakan telah membunuh anaknya, Michael, dengan menenggelamkan kepala korban. Polisi menemukan perempuan tersebut dengan melacak nomor telefonnya dan tiba di lokasi di bagian selatan Tel Aviv serta menemukan mayat anak laki-laki tergelatak tanpa pakaian di tempat tidur. Tim medis menyimpulkan anak itu sudah meninggal beberapa lama dan mayat itu dibawa untuk diotopsi. Dalam interogasi, ibu berusia 31 tahun tersebut mengaku telah membunuh Michael tapi sulit untuk menjelaskan alasannya.Ia menyesali hal yang telah dilakukan dan mengatakan pantas menerima hukuman. Pengadilan memutuskan untuk menahan perempuan tersebut selama sembilan hari dan ia harus menjalani pemeriksaan jiwa. Pengacara Kruchkov mengatakan perempuan itu sangat terkejut, menangis dan tak dapat menjelaskan perbuatannya. Ia mengatakan para tetangga dan semua kerabat mengenal Kruchkov sebagai ibu yang menyayangi anaknya.Satu-satunya penjelasan atas perbuatannya adalah kondisi mentalnya. Saudara laki-lakinya mengatakan bahwa tersangka belakangan ini menderita depresi setelah putus dengan pacar. Kedua orangtua Kruchkov, yang tinggal berdekatan, juga ada di lokasi ketika polisi tiba.Ayah Kruchkov ditahan untuk dimintai keterangan dan ibunya memerlukan perawatan medis menyusul kejadian tersebut. Ayah Kruchkov dibebaskan pada Rabu sore karena polisi tak menemukan bukti yang mengaitkan dia dengan kematian cucunya. Kruchkov bukan orang-tua pertama yang mengejutkan masyarakat Israel dalam aksi sejenis beberapa pekan belakangan. Pada Kamis malam, Rishon Lezion (42), warga Olga Borisov, ditangkap karena diduga menenggelamkan putranya yang berusia empat tahun, Alon, di laut. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa hari setelah tersiarnya berita mengenai kasus Ronny Ron, yang mengaku telah membunuh cucu perempuannya, Rose Pizem. Mayat anak perempuan tersebut belum ditemukan kendati polisi melakukan pencarian intensif. Seorang ahli ilmu jiwa di pusat medis Ichilov, kepada harian lokal Yedioth Ahtonoth menyebutkan bahwa pemberitaan yang rinci mengenai pembunuhan keluarga maupun bunuh diri, kemungkinan telah memicu beberapa orang yang memiliki pikiran yang sama di benak mereka untuk melakukan tindakan serupa. Menurut Dr. Shaul Shriver, fenomena itu dikenal melalui ungkapan "pengaruh buruk masyarakat". Shriver menjelaskan bahwa hal itu terjadi pada orang yang secara mental tak stabil. Laporan di media memberi orang-orang tersebut "seolah-olah" keabsahan untuk melakukan tindakan yang sudah ada di benak mereka. Kasus pembunuhan yang dilaporkan di media kemungkinan telah melepas "rem" pada orang yang tidak stabil sehingga dia melaksanakan hal yang sudah menggelayuti benaknya. Para ahli jiwa menyoroti bahwa ketiga kasus tersebut terjadi pada keluarga imigran, yang lebih mendapat tekanan dibanding keluarga non-imigran. Masyarakat dan budaya Israel dapat membuat tekanan yang ekstrem, mulai dari masalah pekerjaan, kelaurga, ditambah masalah geopolitik. Hal-hal itu dapat membuat orang yang sudah stres dan labil untuk sampai pada titik melewati batas, bahkan kemungkinan tidak sadar dengan apa yang mereka perbuat.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008