Kabul (ANTARA News) - Seorang prajurit Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas, Kamis, ketika ledakan menghantam patrolinya di Afghanistan, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO dalam sebuah pernyataan. Pasukan tersebut tidak mengumumkan kewarganegaraan prajurit itu atau memberikan penjelasan terinci mengenai dimana peristiwa itu terjadi karena masalah kebijakan. "Seorang prajurit ISAF tewas di Afghanistan selatan ketika ledakan dari sumber yang tidak diketahui menyerang patrolinya," kata pernyataan itu, seperti dilaporkan AFP. Dengan kematian terakhir itu, jumlah korban tewas prajurit internasional di Afghanistan tahun ini menjadi 192. Rabu, tiga prajurit Kanada tewas dan lima lain cedera dalam serangan gerilya terhadap kendaraan lapis baja mereka di provinsi Kandahar, Afghanistan selatan. Puluhan ribu prajurit koalisi pimpinan AS dan pasukan ISAF pimpinan NATO berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi Taliban dan sekutu mereka. Peningkatan jumlah korban akibat kekerasan yang dilakukan Taliban di Afghanistan telah membuat sejumlah negara berencana melakukan pengurangan atau penarikan pasukan yang tergabung dalam ISAF pimpinan NATO. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Hakim dibunuh Sementara itu, seorang hakim utama pengadilan anti-narkotika Afghanistan yang bekerja untuk mengadili para tokoh utama narkoba di negara penghasil obat bius terbesar dunia itu ditembak mati di Kabul, Kamis, kata kantornya. Orang-orang bersenjata membunuh Alim Hanif, hakim ketua Pengadilan Narkotika Pusat, tak lama setelah ia meningalkan rumahnya menuju tempat kerja, kata Satuan Tugas Kehakiman Pemberantasan Narkotika-Kriminal (CJTF). "Hakim Alim Hanif ditembak ketika sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja dan kemudian tewas akibat luka-lukanya di rumah sakit," kata CJTF dalam sebuah pernyataan. Hanif, yang berusia antara 50 dan 60 tahun, disebut-sebut sebagai seorang hakim karir ternama dan dihormati kalangan luas karena kejujurannya di sebuah lingkungan yang terkenal korup. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008