Berlin (ANTARA News) - Jerman telah membayar 20.000 dolar untuk gantirugi bagi keluarga satu wanita dan dua anak yang tewas ditembak pekan lalu di sebuah pos pemeriksaan yang diawaki oleh tentaranya di Afghanistan utara, kata laporan Sabtu. Mingguan Der Spiegel, dalam laporan yang akan tampil dalam edisinya mendatang yang akan keluar Senin, mengatakan dua pembayaran telah dilakukan oleh pejabat militer Jerman, pada awalnya 5.000 dolar, dengan sisanya diserahkan Jumat. Seorang kepala suku di Kundu yang menerima uang kontan itu mengatakan bahwa "masalah dengan Jerman" sekarang telah selesai, Der Spiegel menambahkan. Seorang jurubicara militer Jerman di Postdam, dekat Berlin, yang dihubungi menolak untuk berkomentar Sabtu. Pada Rabu jurubicara kementerian pertahanan Christian Dienst mengatakan pembayaran gantirugi dan permintaan maaf pada insiden sebelumnya Kamis telah mencegah keluarga itu melancarkan "dendam" terhadap tentara Jerman. "Langkah itu telah menimbulkan ketenangan yang berarti atas situasi di antara marga Pashtun yang khawatir dan peningkatan dalam keamanan bagi tentara Jerman di negara itu," ia mengatakan. Ia menolak untuk mengatakan berapa banyak uang yang telah dibayarkan. Menteri Pertahanan Franz Josef Jung juga melakukan kunjungan mengejutkan ke Afghanistan Sabtu untuk menyampaikan penghormatannya pada keluarga korban. Pasukan Jerman dan NATO mengatakan bahwa ketiga orang tersebut tewas setelah dua tentara Jerman dan Afghanistan menembak sebuah kendaraan yang gagal dihentikan di sebuah pos pemeriksaan bahkan setelah tembakan peringatan ditembakkan. Itu merupakan satu dari serangkaian insiden belakangan ini yang pengamat katakan telah merusak reputasi hampir 70.000 tentara internasional dan juga pemerintah Afghanistan, yang memerlukan dukungan warga setempat jika mereka ingin mengalahkan pemberontakan yang dipimpin-Taliban. Jurubicara kementerian pertahanan Dienst menekankan bahwa pembayaran itu "bukan pengakuan bersalah" dan bahwa insiden itu masih akan diselidiki. Penuntut di Postdam dilaporkan telah melancarkan pengaduan terhadap salah satu tentara Jerman yang terlibat dalam yang diduga pembunuhan tak direncanakan itu. Tigaribu tigaratus tentara Jerman, di bawah komando NATO, bermarkas di Afghanistan utara yang dianggap sebagai relatif tenang dibanding selatan dan timur yang lebih mudah bergolak tempat tentara Inggris, Kanada dan AS yang menanggung pukulan terberat dari serangan Taliban. Misi itu sangat tidak populer di Jerman, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008