Industri konstruksi adalah industri yang paling lambat menggunakan digitalisasi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan industri konstruksi di Tanah Air termasuk yang lambat dalam memberdayakan digitalisasi padahal hal itu penting guna meningkatkan daya saing konstruksi nasional.

"Industri konstruksi adalah industri yang paling lambat menggunakan digitalisasi," kata Basuki Hadimuljono dalam pembukaan Forum Engineering 10 di Jakarta, Selasa.

Menurut Basuki, digitalisasi di bidang konstruksi adalah hal penting karena lima tahun mendatang, salah satu fokus pemerintah masih terkait infrastruktur, termasuk meningkatkan daya saing global.

Menteri PUPR juga memaparkan sejumlah pencapaian infrastruktur nasional antara lain adalah revitalisasi Stadion Manahan di Solo, Pasar Rakyat di Bukit Tinggi, Istora PON Papua 2020 dan Tol Manado-Bitung.

Baca juga: Kementerian PUPR dorong digitalisasi benahi kinerja sektor konstruksi

Ditemui seusai acara, Menteri Basuki mendorong pemanfaatan digitalisasi dalam bidang konstruksi misalnya melalui standardisasi BIM atau Buiding Information Modeling.

Dengan memberdayakan digitalisasi maka ada berbagai hal yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku sektor konstruksi Nusantara, antara lain adalah efisiensi dalam membangun.

Sebagaimana diwartakan, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan tentang fenomena penyusutan globalisasi, tetapi di sisi lain adalah melesatnya digitalisasi sehingga kedua paradigma ini akan berpengaruh kepada perkembangan perekonomian nasional ke depannya.

"Dinamika ekonomi dan keuangan global yang kita hadapi sekarang adalah diminishing globalization, rising digitalization," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Seminar Nasional Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Sabtu (2/11).

Baca juga: Jokowi marah masih ada tender konstruksi dua bulan jelang akhir tahun

Menurut Perry, pada saat ini terjadinya penurunan dorongan untuk melakukan globalisasi, tetapi pada saat yang bersamaan adalah gerakan akselerasi digitalisasi.

Sebelumnya, Presiden Direktur dan CEO PT Siemens Indonesia Prakash Chandran menyatakan revolusi industri keempat yang didukung oleh digitalisasi merupakan kunci transformasi industri di Indonesia.

Prakash Chandran menyatakan, pihaknya siap menjadi mitra kolaborasi utama dalam proses perwujudan transformasi industri di Indonesia sebagai bagian program nasional Making Indonesia 4.0.

"Digitalisasi merupakan elemen penting menuju perubahan ke arah positif, efisiensi, keberlanjutan dan keamanan yang lebih besar," katanya di sela gelaran "Siemens Digitalize Indonesia 2019".

Menurut dia, perusahaan harus melakukan digitalisasi, menata ulang bisnis mereka sehingga berkelanjutan dan efisien, sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan.

Untuk itu, tambahnya, pihaknya telah mengembangkan alat inovatif untuk membantu bisnis memanfaatkan kekuatan transformasi digital guna memperkuat bisnis.

Baca juga: Polisi duga ada ketidaksesuaian spesifikasi konstruksi kelas ambruk

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019