Semarang (ANTARA News) - Pemerintah harus memerhatikan kenyamanan dan keselamatan pemudik Lebaran, baik yang menggunakan angkutan umum bus, kereta api, serta kendaraan pribadi roda empat maupun sepeda motor. "Caranya dengan memperbaiki jalan rusak, memperlebar jalan, mengatur arus lalu lintas agar tidak macet hingga memberi lampu penerangan jalan," kata Drs. Djoko Setyowarno, M.T., pengamat transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Minggu. Dengan demikian, kata dia, diharapkan arus mudik maupun balik Lebaran tahun 2008 ini berjalan lancar dan aman sehingga masyarakat merasa nyaman dalam perjalanan menuju tempat tujuannya. Ia menambahkan, selama jalan yang rusak tidak segera diatasi, lampu penerangan jalan tidak ada atau tidak menyala di malam hari, pasar tumpah yang mengganggu arus lalu lintas tidak bisa diatasi dan petugas tak mampu mengatasi kepadatan arus lalu lintas, maka kenyamanan berkendaraan bagi masyarakat tak akan terwujud. Berdasarkan pengalaman pada tahun lalu, kenyamanan berkendaraan bagi masyarakat pemudik Lebaran tahun ini tetap tidak jauh berbeda--kurang nyaman--. Biar jalan sudah diperlebar, karena jumlah kendaraan juga bertambah mengakibatkan arus lalu lintas di jalan raya tetap padat, bahkan saat Lebaran semakin banyak menjadikan arus lalu lintas macet. Selain itu, adanya pasar tumpah di beberapa daerah tertentu di sepanjang jalur jalan pantai utara, adanya tanjakan jalan yang rawan kecelakaan harus diperhatikan oleh para pengendara mobil, bus, dan sepeda motor. Pada titik-titik jalur jalan tersebut pengendara harus ekstra hati-hati, kalau tidak, bisa mengakibatkan kecelakaan, katanya. Sementara untuk angkutan kereta api (KA) yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun PT. KAI adalah, faktor kesiapan rel yang akan dilalui harus baik dan laik dilalui KA. Jangan sampai ada rel yang rusak, apalagi terpotong, dan pengkait rel harus baik, jangan sampai pengkaitnya rusak apalagi hilang. "Jika kondisi rel tidak baik dapat mengakibatkan kecelakaan. Selain itu gerbong KA yang akan digunakan mengangkut penumpang harus laik jalan dan bersih. Yang baik jangan hanya kelas eksekutif dan bisnis saja tetapi juga kelas ekonomi," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008