Jerusalem, (ANTARA News) - Polisi Israel pada Ahad malam menyarankan kepada kejaksaan agar Perdana Menteri Ehud Olmert didakwa dalam dua kasus korupsi. Micky Rosenfeld, jurubicara kepolisian Israel, mengatakan polisi telah menyarankan kepada kejaksaan agar Perdana Menteri tersebut mesti didakwa melakukan suap, penipuan, penyalahgunaan kepercayaan dan serangkaian tuduhan lain. Keputusan itu diambil setelah pertemuan lima jam mengenai penyelidikan terhdap Perdana Menteri tersebut pada Ahad sore. Mayor Jenderal Yohanan Danino, pemimpin Divisi Intelijen dan Penyelidikan Polisi Israel, menyelenggarakan pertemuan dengan pemimpin tim polisi yang menyelidiki PM itu untuk mencari keputusan akhir mengenai jadi-tidaknya mendakwa Olmert. Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh polisi Israel, Ahad malam, polisi menyarankan untuk mendakwa Olmert sehubungan dengan kasus Rishon Tours dan uang Moris Talansky. Mengenai kasus lain tentang Pusat Penanaman Modal, polisi belum mengajukan saran terakhir karena masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Polisi akan memberi saran mereka kepada Kantor Jaksa Agung. Jaksa Agung Menachem Mazuz dan Jaksa Pemerintah Moshe Lador akan mengkaji materi kasus tersebut sebelum membuat keputusan tentang apakah akan mendakwa Perdana Menteri itu. Olmert diselidiki dalam enam kasus korupsi namun polisi akhirnya menyarankan untuk mendakwa Olmert pada dua kasus. Satu kasus terpusat pada Morris Talansky, pengusaha Yahudi Amerika yang berusia 76 tahun. Ia telah memberi Olmert uang tunai sebanyak 150.000 dolar AS selama masa 10 tahun guna membantu empat kampanye Olmert, termasuk dua kampanye dalam pemilihan walikota Jerusalem dan dua primari Partai Likud. Selain itu, Talansky diduga memberi Olmert puluhan ribu dolar AS yang disumbangkan oleh orang Yahudi Amerika yang menghadiri acara makan malam kampanye, sebagian untuk mendanai Olmert untuk hidup mewah di berbagai hotel dan meningkatkan klas tiket penerbangannya. Selama kesaksian pra-peradilan pada 27 Mei, Talansky juga ditanyai mengenai kemungkinan bahwa ia telah memberi Olmert lebih dari 200.000 dolar AS untuk membayar utang dari kampanye Olmert dalam pemilihan walikota Jerusalem 1998. Menurut pernyataan polisi, penyelidikan tersebut "mendapati bahwa Talansky mengirim uang kepada Olmert, selama beberapa tahun dari 1997, banyak uang dengan bermacam cara, secara tunai dan secara tidak sah". Ditambahkannya, sebagai imbalan, Olmert meningkatkan usaha Talansky. Kasus kedua, masalah kuitansi ganda Rishon Tours, berkisar pada dakwaan bahwa Perdana Menteri tersebut diduga telah mengirim kuitansi ke lebih dari satu organisasi nir-laba lembaga Yahudi untuk melakukan perjalanan ke luar negeri guna mengumpulkan uang. Ketika ia berbicara atas nama dua atau tiga organisasi nir-laba yang berbeda dalam satu perjalanan, ia membebani ongkos pesawat pada masing-masing organisasi itu. Menurut dakwaan tersebut, kelebihan uang tersebut mengalir ke rekening khusus yang dikelola oleh Rishon Tours, biro perjalanannya, dan digunakan untuk membayar perjalanan pribadi yang dilakukan Olmert dan keluarganya. Polisi memperkirakan ia telah mengumpulkan sebanyak 110.000 dolar AS dengan cara itu. Menurut pernyataan polisi, di antara organisasi "yang terkecoh" dalam kuitansi ganda tersebut adalah Yad Vashem Holocaust Memorial Authority dan Soldiers Welfare Fund. Dalam kasus Pusat Penanaman Modal, Olmert, sewaktu menjadi menteri tenaga kerja, perdagangan dan industri, diduga menyerahkan banyak dana penanaman modal negara ke satu perusahaan yang telah menyewa rekan dekat dan mantan mitra hukumnya Uri Messer. Polisi diperkirakan mengambil keputusan mengenai masalah terakhir itu dalam waktu dekat.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008