Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berkeyakinan penyediaan benih pertanian sepanjang 2008 mencukupi kebutuhan petani dan tidak bergantung pada benih-benih impor. Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Anton Apriyantono dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin, usai rapat terbatas membahas bibit dan pupuk pertanian yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Penyediaan benih 2008, untuk padi, jagung dan kedelai cukup tersedia. Padi dari sasaran tanam 12,66 juta hektar dimana padi non hibrida itu 12,36 juta hektar dan padi hibrida 0,3 juta hektar, hanya padi hibrida saja yang kira-kira 50 persen impor," kata Anton. Ia menambahkan, benih padi yang diimpor tersebut sudah melalui proses sertifikasi melalui proses sertifikasi pelepasan varietas. "Jadi sangat kecil ketergantungan benih kita dengan luar. Selebihnya di produksi di dalam negeri, bahkan dari 12.66 juta hektar, 6,94 juta hektar itu disediakan melalui program pemerintah sisanya swadaya petani," tegasnya. Sementara itu, untuk benih jagung, menurut Mentan, dari 4,25 juta hektar sasaran tanam, jagung hibrida mencapai 2,41 juta hektar, jagung komposit 1,84 juta hektar. "Jadi tidak benar kita ini tergantung pada MNC dan yang disediakan melalui program pemerintah memang belum begitu besar, dari 4,25 juta hektar untuk jagung hibrida sekitar 0,71 juta hektar program pemerintah, sisanya dari swadaya petani dan untuk jagung komposit melalui program pemerintah itu 0,23 juta hektar," kata Anton. Mentan juga menjelaskan, untuk bibit kedelai sepenuhnya diproduksi di dalam negeri dan hampir seluruhnya melalui program pemerintah. "Sejauh ini, belum ada perusahaan asing yang memproduksi benih lokal untuk sasaran tanam 1 juta hektar," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008