Denpasar (ANTARA News) - Tokoh puri atau sesepuh kerajaan di Bali tercatat telah menjalin tali persahabatan yang akrab dengan umat muslim yang bermukim di masing-masing wilayahnya. "Keakraban tersebut tidak hanya memberkas sampai sekarang, tetapi juga dapat diketahui melalui peninggalan tertulis pada sejumlah puri di Pulau Dewata," kata Kasi Bina Ibadah Sosial, Produk Halal dan Kemitraan Bimas Islam dan Penyelenggara Haji Kanwil Departemen Agama Propinsi Bali H. Mudzakkir di Denpasar Selasa. Ia mengatakan, peninggalan tertulis tersebut menyebutkan terjalinnya keakraban serta hubungan yang harmonis dan serasi antara pemeluk Agama Islam dan Hindu. "Dalam bulan Ramadhan yang tengah berlangsung sekarang para tokoh puri mendatangi umat muslin untuk mengadakan buka puasa bersama," ujar H. Mudzakkir. Tokoh Puri tersebut antara lain dari Puri Pemecutan Denpasar datang ke umat muslim untuk bersilaturahmi ke masjid Kepaon, masjid di Kelurahan Serangan maupun tempat-tempat lainnya yang selama ini telah terjalin keakraban yang harmonis. Masuknya agama Islam melalui Kelurahan Serangan, Denpasar selatan sekitar abad ke-17. Hal itu berawal pendaratan perahu dari Jawa ke Denpasar yang mana penguasa wilayah tersebut adalah Raja Cokorda Pemecutan III, bergelar Betara Sakti. Ketika itu, kerajaan Pemecutan tengah berseteru dengan tetangganya kerajaan Mengwi, akhirnya meletus menjadi perang. Para pendatang dari Jawa yang perahunya mengalami kerusakan dan terdampar itu tenaganya dimanfaatkan oleh raja Pemecutan sebagai prajurit untuk menggempur kerajaan Mengwi. Sejak itulah hingga sekarang terjalin kekerabatan serta hubungan yang harmonis dan serasi antara tokoh puri dan umat Hindu dengan umat muslin. Hubungan baik dan kerukunan tersebut diharapkan dapat dipelihara dan lebih ditingkatkan, harap H. Mudzakkir.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008