Kairo, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Arab yang berkumpul di markas Liga Arab di Kairo, menyerukan diakhirinya ketegangan antar-Palestina. Sidang rutin Dewan Liga Arab pada tingkat menteri luar negeri dimulai Senin sore dengan dipimpin Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud Al-Faisal. Masalah Palestina, terutama pertengkaran di kalangan berbagai faksi, dan krisis antara Sudan dengan Pengadilan Pidana Internasional (ICC) menempati agenda utama pertemuan itu. Hadir pula Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa. Pangeran Saud Al-Faisal menyeru negara-negara Arab untuk mengambil sikap terhadap setiap pihak yang menambah percekcokan antar-Palestina. Pertempuran internal di kalangan faksi Palestina sama berbahayanya dengan permusuhan Israel terhadap rakyat Palestina, kata Pangeran Saud. Diplomat tinggi Arab Saudi itu menyampaikan penghargaan bagi upaya penengahan yang saat ini dilancarkan Mesir guna melanjutkan dialog perujukan nasional antar-Palestina. Ia menyatakan Mesir bekerja keras untuk menghilangkan pertikaian di kalangan rakyat Palestina, dan ia menyerukan pembentukan mekanisme guna menindak-lanjuti dialog antar-Palestina. Pada penghujung Agustus, para penengah Mesir memulai pembicaraan bilateral dengan delegasi berbagai faksi Palestina guna merancang sikap untuk menanggulangi krisis terutama perseteruan antara HAMAS dan Fatah. Mesir direncanakan mengadakan pembicaraan bilateral langsung satu demi satu dengan 14 faksi Palestina, termasuk Fatah dan HAMAS, guna mempersiapkan dialog menyeluruh. Khalil Al-Hayya, pemimpin senior HAMAS di Jalur Gaza, Senin, mengatakan Mesir akan mengundang para pemimpin HAMAS pada akhir September untuk mengadakan pembicaraan bilateral. HAMAS menguasai Jalur Gaza pada pertengahan Juni 2007, setelah mengusir pasukan keamanan gerakan Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang belakangan mendirikan pemerintah dukungan Barat di Tepi Barat Sungai Jordan. Fatah dan HAMAS tak pernah mengadakan dialog sejak HAMAS mengambil-alih Jalur Gaza. Berbagai faksi Palestina, di bawah pengawasan Mesir, direncanakan memulai dialog nasional menyeluruh pada awal Oktober. Senin pagi, Abbas juga tiba di Kairo untuk ikut dalam pertempuan tersebut dan memberi penjelasan kepada para menteri luar negeri Arab mengenai perkembangan paling akhir di wilayah Palestina, terutama upaya tentang perujukan nasional. Sementara itu, Moussa memperingatkan mengenai dampak negatif tentang percekcokan antar-Palestina, dan menyeru sebagian negara Arab, termasuk Mesir, untuk membantu menyelesaikan sengketa antar-Palestina tersebut. Masalah lain di Timur Tengah dan dunia Arab, termasuk situasi di Lebanon, Sudan, Irak, juga dibahas dalam pertemuan itu. Mengenai krisis antara Sudan dan ICC, Moussa mengatakan itu dapat diselesaikan melalui kerjasama dengan semua pihak terkait, termasuk pemerintah Sudan, UniA frika dan PBB.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008